Dalam kesempatan tersebut, Sandi sempat berkomentar mengenai sikap Kemenkominfo yang melakukan pemblokiran terhadap situs
jurdil2019.org.Menurut Sandi, tak ada alasan yang jelas dalam pemblokiran yang diusulkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) itu.
“Saya berharap masyarakat bisa melihat sendiri,
jurdil2019.org ini berafiliasi kepada salah satu paslon atau tidak," kata Sandiaga saat bertandang ke kantor Jurdil, Senin (29/4).
Sandi pun tak habis pikir dengan hal itu. Terlebih, pemerintah melalui Kemenkominfo tak pernah memberikan peringatan kepada pihak pengelola.
"Jangan asal main blokir saja, itukan sama saja jaman ‘O’, ini kan jaman
now. Jadi kasih pemberitahuan dulu dan dilihat dulu kinerja yang dilakukan oleh teman-teman di sini," imbuhnya.
Sejauh ini, ia menganggap keberadaan situs jurdil2019.org tak ada yang salah. Bahkan dengan jumlah masyarakat yang mengakses, situs yang berisi alternatif perhitungan suara yang digagas oleh aliansi Aktivis Alumni ITB Angkatan 1973 dan Professional IT ini perlu diapresiasi.
“Saya dengar
website ini sudah diakses lebih dari 90 juta orang, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Ini artinya
website ini menjadi sarana alternatif bagi masyarakat yang ingin mengetahui hasil perhitungan suara Pilpres 2019 ini,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: