Mulanya, isu ini dihembuskan oleh Ekonom Senior Rizal Ramli. Melalui cuitannya di Twitter, Minggu (5/5) kemarin, RR mengaku diberi informasi oleh seorang Letnan Kolonel Angkatan Darat saat berbelanja di sebuah supermarket.
"Kemudian datang seorang Letkol AD, 'Pak ini sudah kebangetan, laporan-laporan Babinsa, PS sudah menang. Bahkan di kompleks Paspampres," demikian kata RR menirukan pernyataan Letkol AD yang dimaksudnya.
Informasi tersebut lantas dibantah oleh Markas Besar TNI AD. Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa menegaskan informasi yang diperoleh RR itu hoax. Andika bahkan menyebut akan menelusuri dan menjatuhkan sanksi kepada Letkol AD yang dimaksud RR.
Namun demikian, mencuatnya isu keterlibatan Babinsa dipandang sebagai penilaian positif masyarakat kepada TNI.
Ketua Perkumpulan Swingvoters Indonesia Adhie Massardi mengatakan, semua orang mafhum Babinsa bukan instrumen dari Pemilu. Hanya saja, ketika Babinsa kemudian menjadi pembicaraan, hal itu merupakan bukti kepercayaan publik kepada TNI.
"Babinsa, semua orang tahu Bintara Pembina Desa (Babinsa) bukan instrumen Pemilu, dan memang tak ada kaitan sama sekali dengan Pilpres 2019," tulis Adhie di Twitter, Senin (6/5).
"Menjadi buah bibir di masyarakat sehingga seolah Babinsa 'bintang Pilpres' merupakan ekspresi kepercayaan rakyat yang tinggi kepada TNI," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.