Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Refly Harun: Jangan Sampai Demokrasi Kita Mundur Karena Gagal Mengelola

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 07 Mei 2019, 14:14 WIB
Refly Harun: Jangan Sampai Demokrasi Kita Mundur Karena Gagal Mengelola
Refly Harun/Net
rmol news logo Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengingatkan semua pihak agar menjaga kondusivitas demokrasi di Tanah Air.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Demokrasi di negeri ini, sebutnya, dicapai dengan susah payah, bahkan dengan aliran darah. Oleh karenanya, Refly mewanti-wanti jangan sampai demokrasi ini mundur ke belakang.

Apalagi, kemunduran itu terjadi akibat dari kegagalan yang dilakukan oleh para pengelola demokrasi, dalam hal ini negara.

"Demokrasi yang sudah dicapai dengan berdarah-darah ini, jangan sampai setback hanya karena kita gagal mengelolanya, atau gagal memperingatkan mereka yang mengelolanya," tulis Refly di akun Twitter pribadinya, @ReflyHZ, Selasa (7/5).

Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Tim Anti Mafia Mahkamah Konstitusi ini tidak menjelaskan arah dari cuitannya.

Namun, masyarakat dunia maya (netizen) menghubungkan cuitan Refly dengan wacana pemerintah yang akan menutup media sosial 'pelanggar hukum'.

Diketahui, wacana tersebut digulirkan oleh Menko Polhukam Wiranto pada Senin, (6/5) kemarin. Wiranto menyebutkan, pihaknya akan membentuk Tim Hukum Nasional yang bertugas mengawasi omongan, tindakan dan pemikiran para tokoh, serta akan menindak tegas jika melakukan pelanggaran.

Wacana tersebut lantas menimbulkan polemik. Banyak pihak menyebut langkah pemerintah itu sebagai cerminan otoritarian dan memberantas kebebasan. Tak sedikit pula yang kemudian menilai wacana itu tanda rezim berkuasa saat ini sama seperti masa Orde Baru.

"Coba Prof @ReflyHZ kontak Menkopolhukam @wiranto1947, sampaikan ide-ide dan narasi hukum kepadanya, barangkali jadi solusi, terima kasih," tulis @Sabhana9 mengomentari cuitan Refly.

"Jangan sampai seperti Orba dulu, apa-apa karena beda pikiran atau pendapat malah diasingkan, distigmatisasi. Kita perlu kritik supaya tidak melenceng," timpal @Dahef6.

Selain mengaitkan cuitan Refly dengan wacana Wiranto, netizen juga mengaitkannya dengan proses pemilihan umum yang diduga banyak kecurangan.

"KPU dan Bawaslu netral selesai urusan. KPU dan Bawaslu berat sebelah rakyat Akan murka. Sederhana tapi mereka dibikin rumit dan diarahkan berdarah-darah," tulis @HendroP90921707.

"Sepertinya pemilu yang akan datang sepi pemilih. Pemilu hanya angin surga. Basa-basi agar masyarakat merasa diberi hak suara. Kenyataannya? Salah input. Suara rakyat nggak dihargai. Jangan salahkan kami kalau males ikut pemilu lagi," timpal @JKrisba. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA