Demikian disampaikan Ketua Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi kepada
Kantor Berita Politik RMOL usai menghadiri acara diskusi publik dengan tema 'Membongkar Modus Operandi Kecurangan Pilpres' di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/5).
"Tapi yang terjadi kemudian justru setelah pencoblosan, pertarungan polarisasi semakin tajam karena ada indikasi kecurangan, ada yang percaya ada manipulasi, kemudian juga melahirkan korban anggota KPPS sekitar 500an orang lebih meninggal. Inilah kemudian menciptakan ketegangan baru di masyarakat," ucap Adhie Massardi.
Karena itu, Adhie khawatir konflik horizontal kian memburuk pasca hari penentuan KPU yang dilakukan pada 22 Mei mendatang.
"Kalau ini terus dibiarkan maka bangsa ini akan memasuki situasi yang sangat kontraproduktif, kita kehilangan harapan, kehilangan jatidiri," tegasnya.
Adhie berharap para kaum intelektual bisa bertemu duduk bareng untuk menyelesaikan persoalan Pemilu 2019 ini dengan mengedepankan jujur dan adil.
"Saya berharap kepada teman-teman, terutama kalangan intelektual dan tokoh-tokoh masyarakat untuk berkumpul untuk menyelesaikan persoalan pemilu ini dengan mengedepankan nilai-nilai kejujuran dan keadilan," harapnya.
Karena menurutnya jika prinsip kejujuran dan keadilan tidak diterapkan, akan menimbulkan dampak ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi ini.
"Ketika jujur dan adil ini hilang, maka hilang pula lah kepercayaan masyarakat pada demokrasi dan minimal juga yang disayangkan oleh masyarakat terhadap KPU" pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.