Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Adhie Massardi Yakin Prabowo-Sandi Menang Minimal 55 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Kamis, 09 Mei 2019, 21:06 WIB
Adhie Massardi Yakin Prabowo-Sandi Menang Minimal 55 Persen
Adhie Massardi/RMOL
rmol news logo Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi yakin pasangan Capres dan Cawapres 02 Prabowo-Sandi memperoleh 55 persen suara mengalahkan pasangan Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 ini.

Hal tersebut diyakini melihat Pilpres 2014 lalu di mana Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa memperoleh suara sebesar 46,85 persen. Sementara, di Pilpres 2019 ini Adhie yakin suara Prabowo bertambah karena berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno.

"Jadi dalam hitungan politik saya, minimal Prabowo itu dapat 55 persen minimal, masa dari penampilan begitu, dukungan begitu banyaknya menjadi lebih buruk dari versi KPU hitungan sekarang, kan nggak masuk akal," ucap Adhie Massardi di diskusi publik yang bertema 'Membongkar Modus Operandi Kecurangan Pemilu' di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/5).

Menurutnya, pada 2014 lalu Joko Widodo bisa menang karena mendapatkan suara dukungan dari Jusuf Kalla.

"Pada 2014 itu Jokowi dibantu oleh kekuatan dukungan Jusuf Kalla yang menjadi motor pendulang suara yang banyak dari pasangan Jokowi-JK waktu itu. Jadi di luar PDIP dan faktor Jokowi sendiri, itu yang mendulang suara adalah Jusuf Kalla," katanya.

Tak hanya itu, pada 2014 Jokowi juga mendapatkan dukungan dari pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sehingga suara Jokowi menjadi banyak karena dampak dari pendukung  Jusuf Kalla dan Ahok.

"Pada 2019 Yusuf Kalla off dari kontestasi. Kemudian adalagi yang mendorong pasangan Jokowi-JK 2014 ini adalah Ahok dengan faktor non-muslim dan etnis China yang didorong kesitu," terangnya

Namun pada Pilpres 2019 ini, Jusuf Kalla tidak ikut dalam kontestasi sehingga dinilai mengurangi jumlah dukungannya untuk mendukung Jokowi. Tak hanya itu, setelah Ma'ruf Amin dipilih menjadi pendamping Jokowi juga berpengaruh dari dukungan para pendukung Ahok yang diduga kecewa lantaran sosok Ma'ruf Amin yang membuat Ahok tidak dipilih mendampingi Jokowi.

"Tetapi 2019 ini kan ada kekecewaan yang luar biasa besar juga dari pendukung Ahok dan non-muslim dan etnis Tionghoa terutama karena pasangan Joko Widodo ternyata Ma'ruf Amin yang dalam pandangan mereka merupakan otak dari yang menyingkirkan Ahok, jadi kemungkinan berkurang," jelasnya.

Jadi menurut Adhie, pasangan Jokowi-Ma'ruf pada kontestasi Pilpres 2019 ini harusnya hanya mendapatkan suara sebesar 40-42 persen

"Jadi kalau dihitung realistis politiknya dengan angka kemudian yang muncul didalam pemilu itu dugaan saya hitungan saya maksimal pasangan Jokowi-Ma'ruf ini 40 sampai 42 persen," tuturnya.

Sehingga, jika dilihat perhitungan KPU sementara di Situng pada situs KPU yang memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf diyakini adanya masalah di KPU.

"Karena yang diyakini dalam ilmu politik itu adalah pemilu itu ekspresi politik keinginan masyarakatnya, angka politik juga keinginan masyarakat. Kalau angka politik ini tidak nyambung dengan realitas politiknya itu pasti ada masalah," tandasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA