Pencerahan sendiri, kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir merupakan nilai keutamaan yang tertanam dalam segenap kebaikan jiwa, pikiran, sikap, dan tindakan yang maslahat, berkeadaban, dan berkemajuan.
“Dengan berislam yang mencerahkan, setiap muslim senantiasa menyebarkan akhlak mulia yang menebar ihsan yang melampaui sekaligus rahmat bagi semesta alam,†katanya dalam pidato pembukaan Pengkajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diselenggarakan di Institute Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan, ITB-AD, Ciputat, Jakarta, Minggu (12/5).
Islam, sambungnya, melarang keras umat untuk menyebarkan akhlak yang tercela atau
al akhlaq al-madzmumah yang membawa kerusakan di muka bumi atau
fasad fil-ardl.
“Sebab, jika dihayati secara murni, Islam seharusnya menjadi pencerah hati, pikiran, sikap, dan tindakan setiap muslim,†tegasnya.
Atas alasan itu, Haedar ingin agar pencerahan yang menjadi pemikiran Muhammadiyah tidak berhenti sebatas teks yang indah. Melainkan diejawantahkan komitmen dan dilaksanakan dalam persyarikatan Muhammadiyah dan peran kebangsaan dan peran global.

“Kita sudah lama memperkenalkan istilah pencerahan. Ini sudah menjadi gugusan pemikiran dan menjadi perspektif pemikiran Muhammadiyah,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: