Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Eggi Sudjana: People Power Sudah Terjadi Di Bawaslu, Walau Belum Banyak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Senin, 13 Mei 2019, 20:21 WIB
Eggi Sudjana: <i>People Power</i> Sudah Terjadi Di Bawaslu, Walau Belum Banyak
Eggi Sudjana/RMOL
rmol news logo Eggi Sudjana kembali mendatangi Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Ia datang memenuhi panggilan penyidik Direktorat Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Metro Jaya dalam kasus dugaan makar yang menjeratnya sebagai tersangka. Kasus ini berawal dari pernyataannya yang menyerukan gerakan people power.

Politisi Partai Amanat Nasional tersebut bersikukuh people power dimaksudkan bukan untuk menggulingkan pemerintah berkuasa saat ini.

"Saya sudah buktikan people power yang dimaksud dua hari tanggal 9 dan tanggal 10 kemarin di Bawaslu dan lapangan Banteng juga itu dengan Pak Kivlan, saya, itulah people powernya walaupun belum banyak. Artinya unjuk rasa saja kan itu sah," ucap Eggi kepada awak media di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Senin petang (13/5).

Ia juga menepis people power sebagai gerakan makar seperti sangkaan polisi.

"Kedua yang saya persoalkan itu capres gitu loh. Capres itu tidak ada sanksi untuk dihukum, karena nggak ada pemerintahannya kan capres belum ada pemerintahan," tegas Eggi.

Karenanya ia menilai polisi keliru jika menjeratnya dengan pasal makar.

"Tapi saya sangka baik dengan polisi, teman-teman polisi juga saya banyak karena saya advokat berhubungan dengan pihak kepolisian, cuma saya aneh aja kok seperti tidak memahami konstruksi hukum," jelasnya.

Tak hanya itu, Eggi juga tidak terima jika dianggap melakukan pemufakatan jahat pada saat menyerukan gerakan people power saat berbicara di depan rumah Prabowo Subianto.

"Kapan saya pemufakatannya? karena waktu saya tampil di rumah Prabowo? itu spontanitas nggak ada diatur. Nggak ada nama saya sebagai jadwal pembicara, karena itu kan panggung demokrasi, semua orang bisa bicara di situ yang dianggap tokoh," tuturnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA