Hal itu disampaikan pendiri sekaligus Pembina MER-C, Dr Jose Rizal Jurnalis dalam konferensi pers menyikapi ratusan KPPS yang gugur, yang didampingi Ketua Divisi Kerelawanan MER-C. Dr. Hadiki Habib dan Presidium MER-C, Dr Arif Rahman di kantornya, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (15/5).
Jose mengatakan, pemerintah dan KPU sebaiknya memberhentikan sementara penghitungan suara dan mencari penyebabnya.
"Tetap untuk hal-hal yang sifatnya pidana itu harus mencari cause of death. Tapi untuk pembiaran kita bisa melihat dari kecenderungan tadi. Nah bagi lembaga internasional pembiaran itu bisa masuk kategori Crimes Againts Humanity," tegasnya.
MER-C juga meminta agar Kementerian Kesehatan mencari penyebab kematian petugas pemilu itu secara detail dan akurat, tidak hanya autopsi verbal dengan anggota keluarga yang ditinggalkan.
"Hipotesa kita menkes harus mencari dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi yaitu autopsi, tidak bisa hanya autopsi verbal, autopsi verbal didesain untuk mencari hal-hal yang dikira wajar tidak masuk kepersoalan-persoalan misalnya keracunan atau apalah itu tidak dikembangkan untuk itu," tegasnya
Jika bersikukuh penyebab kematian karena kelelahan, hemat Jose, sebaiknya KPU dan pemerintah harus segera menyetop perhitungan suara agar tidak menimbulkan korban lebih lanjut.
"Kita stop (perhitungan suara). Logisnya begitu jangan sampai dilanjutkan semakin banyak lelah, meninggal," paparnya.
Penghentian penghitungan suara juga agar para petugas KPPS bisa menjaga kondisi kesehatan akibat kelelahan. Sehingga, meminimalisir resiko kematian.
"Stop
kan logisnya begitu
kan, jangan sampai dilanjutkan semakin banyak lelah meninggal begitu
kan. Ini
kan masih banyak relawan petugas yang karena mereka merasa perlu untuk terus menjaga kondisi, mereka sakit, mereka tetap menjaga," terangnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: