Kadiv Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal mengatakan, kesimpulan ini didapat dari jajaran Densus yang mendalami para pelaku. Namun indikasi itu belum dapat disampaikan demi kepentingan penyelidikan.
"Diduga juga mereka memanfaatkan momentum pesta demokrasi ya, diduga. Ada beberapa indikasi hal tersebut. Nanti kami akan sampaikan," ujar Iqbal, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/5).
Selain manfaatkan momentum Pilpres, seperti biasa, kata Iqbal, kelompok teroris yang terindentifikasi Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu juga berniat menyasar personel kepolisian, terutama kantor-kantor polisi.
"Salah satu sasaran jelas, mereka kan punya prinsip bahwa siapapun yang tidak sealiran, itu adalah musuh mereka. Polisi jelas sasarannya, kantor-kantor polisi," kata dia.
Lebih lanjut, preventif strike yang dilakukan jajarannya itu, kata mantan Wakapolda Jawa Timur tersebut, adalah upaya untuk mencegah dan mengantisipasi adanya indikasi-indikasi serangan teror. Terutama jelang perayaan hari Raya Idul Fitri 2019.
Diharapkan penangkapan sembilan terduga teroris itu dapat membuat seluruh masyarakat beraktivitas dengan aman dan damai. Jenderal bintang dua itu menegaskan hingga kini Densus 88 Antiteror Masih terus melakukan pemeriksaan secara intensif kepada para terduga teroris tersebut.
"Tunggu saja teman Densus 88, seperti yang saya sampaikan masih menjejaki, terus bekerja. Ada beberapa target lain yang harus kami lakukan," demikian Iqbal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: