"Situasi kekhawatiran jelang 22 Mei, saya berharap purnawirawan, sangat berharap bisa menjadi teladan," ujar Agum menyampaikan hasil pertemuan tertutup dengan para jenderal TNI-Polri, di Patio Resto, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/5).
Agum menekankan, bahwa perbedaan dalam pilihan adalah hal yang sangat wajar, untuk itu, dia meminta agar para purnawirawan menghormati hasil keputusan demokrasi yakni penetapan KPU.
Selain kepada para purnawirawan, Agung juga menyinggung para jenderal korps baret merah atau Kopassus. Dia menyadari, pasukan khusus itu memiliki kebanggaan lantaran salah satu prajuritnya ikut dalam kontestasi polpres.
"Tetapi jika kemenangan tidak didapat seperti yang diharapkan maka dituntut kebesaran jiwa di sini. Keputusan demokrasi ini harus diterima dengan lapang dada," ujarnya.
Karena menurut Agung, pilpres bukanlah sebagai medan perang yang mengharuskan membunuh jika tidak mau terbunuh kill or to be killed.
"Tapi ini kontes demokrasi ada aturan norma etika yang harus diapatuhi," ujarnya.
Adapun para purnawirawan jenderal yang hadir pada pertemuan itu antara lain, Jenderal (Purn) Try Sutrisno, Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, Jenderal (Purn) Soebagyo HS, Letjen (Purn) Kiki Syahnakri, Mayjen (Purn) Muchdi PR, Letjen (Purn) Tarub, Letjen (Purn) Syaiful Sulun, Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Dainuri, Komjen (Purn) Gories Mere, Komjen (Purn) Makbul dan Irjen (Purn) Soenarko.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: