"Saya kira terlalu berlebihan (jika) kita anggap narasi demo 22 Mei itu horor, biasa aja. Saya imbau ke pemerintah enggak perlu paranoid. Ini aksi biasa untuk menyampaikan aspirasi dan ketidaksetujuan dari salah satu pihak. Saya termasuk di pihak yang kalah dan saya merasa ada kecurangan," ucap Andriyana di acara Milineal Melangkah Maju di gedung Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (19/5).
Menurutnya, negara demokrasi adalah memberikan hak kepada masyarakat untuk menyampaikan pendapat dan dilindungi undang-undang.
"Setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan dilindungi pendapatnya. Dan saya kira tanggal 22 harus tetap sesuai koridor tidak melanggar hukum. Dan ini demokrasi, pasti ada menang ada kalah," jelas Andriyana.
Namun, Andriyana mewakili dari PKS Muda berharap massa aksi tetap mematuhi aturan menjalankan aksi untuk tetap menjaga situasi yang aman dan damai.
"Imbauannya tetap demokrasi aman, damai sesuai konstitusi. Bahwa ada yang kalah itu berat, tapi kepentingan negara, bangsa harus didahulukan daripada kepentingan pribadi atau golongan," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: