Lewat sebuah meme yang disebarkannya, ia menggugah semua anak bangsa untuk memikirkan kembali hakekat kompetisi politik di tengah masyarakat Pancasila yang demokratis.
“Pancasila tidak mungkin bertumbuh dalam sikap berkubu atas dukung mendukung paslon. Pancasila adalah jalan saling mendengar dan dialog seluruh warga sebagai proses tak henti. Pengkubuan ekstrem melahiran pelabelan dan sikap radikalisme dua kubu. Kedua kubu, sebagai sesama warga negara, sesungguhnya terdapat keberagaman cara perjuangan warga, seberagam unsur bangsa ini,†tulis Garin dalam meme yang disebarkannya di jejaring media sosial.
Menurut hemat pemilik nama lengkap Garin Nugroho Riyanto itu sesungguhnya kedua kubu, lewat keberagaman cara, menuju pada hakekat toleransi.
“Yakni nilai jiwanya keberagaman, daya hidupnya dengan memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia layaknya pasal 33 UUD 1945,†tulis Garin dalam meme itu lagi.
Selanjutnya, dalam pesan yang ditulisnya untuk mengantar meme itu, sutradara yang mulai terkenal lewat karya berjudul Cinta dalam Sepotong Roti (1990), mempertanyakan dimana para negarawan.
Menurutnya, negarawan hilang, bersamaan dengan hilangnya kenyamanan berbangsa di tengah aksi saling pamer kekuasaan.
“Hilangnya negarawan, hilangnya kenyamanan berbangsa: elit politik, agama, militer, saling pamer dan unjuk kekuatan serta massa. Namun bukankah hal itu lebih untuk paslon dan pamer kekuasaan, bukan jalan negarawan menyatukan warga bangsa,†tulis Garin lagi.
“Kita merasa rumah bersama tidak nyaman. Dimana para negarawan?†tanya dia menutup gundah gulananya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: