Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diluruskan, Kerusuhan Tengah Malam Bukan Dari Peserta Aksi Damai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 22 Mei 2019, 13:48 WIB
Diluruskan, Kerusuhan Tengah Malam Bukan Dari Peserta Aksi Damai
Salat saat aksi damai 21 Mei/Net
rmol news logo Kerusuhan yang terjadi pada Selasa tengah malam hingga Rabu dinihari bukan dilakukan oleh peserta aksi damai 21 Mei. Kedua massa aksi ini datang dari kelompok yang berbeda.

Diuraikan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal bahwa Aksi Damai 21 Mei yang dimulai pukul 10.00 berjalan dengan damai, kondusif, dan koperatif.

“Bahkan korlap meminta kepada Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan untuk diizinkan berbuka puasa bersama, lanjut Salat Maghrib berjamaah, lanjut juga Salat Isya berjamaah, dan salat tarawih berjamaah,” ujarnya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5).

Pihak kepolisian kemudian memberikan toleransi dan kelonggaran. Pada saat itu, sambung Iqbal, petugas polisi dan TNI yang berjaga turut melakukan ibadah berbuka, Salat Maghrib, hingga Salat Isya bersama bagaikan tanpa sekat.

Setelah tarawih atau sekitar pukul 21.00, Kombes Harry Kurniawan memberikan imbauan kepada kelompok pengunjuk rasa untuk membubarkan diri. Imbauan ini diindahkan dengan baik.

“Alhamdulillah korlap bekerjasama baik, kooperatif, dan akhirnya membubarkan diri, kondusif dan damai,” kata Iqbal.

Namun demikian, pada pukul 23.00 sejumlah massa baru datang. Massa ini, katanya, berulah anarkis dan provokatif berusaha merusak dan memprovokasi petugas.

Sesuai SOP yang ada, petugas TNI dan Polri mencoba menghalau dengan mekanisme yang ada karena aksi tidak boleh dilakukan di malam hari.

“Massa tersebut di beberapa ruas jalan kita dorong Jalan Sabang dan Wahid Hasyim bukan malah kooperatif, tetapi menyerang petugas. Bukan hanya dengan kata-kata, tetapi lemparan, molotov, batu petasan berukuran besar ke arah petugas dan massa tersebut sangat brutal,” jelasnya.

Imbauan terus dilakukan aparat, hingga puncaknya pada Rabu (22/5) pukul 03.00, massa yang brutal didorong oleh aparat karena tidak kunjung kooperatif.

“Petugas berhasil mengurai massa dari Bawaslu pada pukul 03.00. Dari insiden ini, Polda Metro Jaya mengamankan 58 orang yang diduga sebagai provokator,” sambungnya.

Di saat yang bersamaan, sekira pukul 02.45, ada sekelompok massa yang datang lagi. Jumlahnya mencapai 200 orang dan berkumpul di Jalan Aipda KS Tubun.

Massa bergerak ini ke arah Asrama Polri Petamburan dan mereka menyerang asrama tersebut dengan batu, molotov, petasan, dan botol-botol. Petugas piket hanya mampu memukul mundur dengan menggunakan tembakan gas air mata.

“Massa bukan mundur, tapi terus masuk melakukan masuk asrama melakukan pengrusakan asrama. Ini yang berutal lagi, massa membakar beberapa kendaraan yang parkir di sana, baik pribadi maupun dinas,” jelasnya.

Adapun mobil yang rusak berjumlah 11 unit, sementara yang dibakar ada 14 unit. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA