Pasalnya, peristiwa tersebut telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan korban luka-luka.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi melalui keterangan tertulis yang diterima, Kamis (23/5).
"Untuk hal tersebut MUI menyampaikan takziyah dan bela sungkawa semoga almarhum husnul khotimah dan kepada keluarga korban semoga diberikan kekuatan dan kesabaran. Untuk para korban yang sakit dan luka-luka semoga segera pulih kembali dan diberikan kesembuhan," ungkap Zainut.
MUI menilai, aksi kerusuhan tersebut merupakan bentuk tindakan brutal dan anarkhis yang bertujuan ingin menciptakan kekacauan, konflik dan perpecahan di kalangan masyarakat dengan cara memprovokasi dan mengadu domba diantara elemen bangsa.
Bahkan pihaknya juga menekankan, aksi kerusuhan yang dilakukan pada bulan Ramadan sangat disesalkan karena telah menodai kesucian bulan yang sangat dimuliakan oleh umat Islam dan hukumnya haram.
"MUI meyakini kerusuhan yang terjadi bukan dilakukan oleh para pengunjuk rasa dan peserta demonstrasi, tetapi dilakukan oleh sekelompok orang yang berniat jahat menginginkan Indonesia terkoyak dan tercerai berai," tuturnya.
MUI juga mengapresiasi aparat keamanan yang bertindak cepat menangkap para pelaku kerusuhan. Selain itu MUI juga meminta untuk menindak tegas dan mengusut tuntas aktor intelektual, otak dan dalang kerusuhan tersebut.
"Sehingga tidak menimbulkan fitnah, saling tuduh dan curiga diantara elemen masyarakat," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.