Ketua DPD Golkar Jatim, Zainuddin Amali atau biasa disapa ZA, menjelaskan bahwa Golkar hampir saja terpuruk dengan banyaknya masalah yang mendera partai berlambang pohon beringin ini. Mulai dari masalah dualisme hingga penetapan tersangka untuk kasus korupsi beberapa elit Golkar, di antaranya Setya Novanto dan Idrus Marham.
"Teman-teman (wartawan) pasti tahu kondisi partai selama lima tahun ini. Terjadi perselisihan internal, hampir kita pecah. Ibarat pesawat, Golkar mengalami turbulensi luar biasa," kata ZA di sela acara buka bersama dengan Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim di Surabaya, Sabtu (25/5).
ZA mengingatkan, ketika awal Airlangga memimpin, hampir semua lembaga survei memprediksi Golkar akan mengalami penurunan dahsyat di Pemilu 2019. Diperkirakan, Golkar hanya akan meraih enam persen kursi DPR.
"Namun, beliau (Airlangga) membawa sampai ke 14, hampir 15 persen. Kami pikir ini pencapaian yang luar biasa," kata ZA yang juga Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jatim 3 Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar ini.
Sehingga, pihaknya tidak sepakat jika Airlangga dianggap gagal memenuhi target.
"Kalau ada yang kecewa, kami justru mengapresiasi. Golkar memiliki lima Ketua Umum dalam lima tahun,yaitu Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Setya Novanto, Idrus Marham dan Airlangga Hartarto. Sehingga, konsolidasi partai memang tidak mudah," katanya.
Partai Golkar mendapatkan 85 kursi atau 14 persen dari 575 kursi DPR. Dengan perolehan ini, posisi Golkar berada tepat di bawah PDI Perjuangan sebagai partai dengan perolehan terbesar di DPR.
Jatim menyumbang 11 kursi DPR RI, 13 kursi DPRD Jatim dan 185 kursi DPRD Kabupaten/Kota se-Jatim.
"Jadi, capaian ini luar biasa. Mendapatkan 85 kursi, kami pikir menjadi capaian luar biasa," tegas ZA yang juga anggota DPR RI dari Dapil Jatim XI.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: