"Dari berbagai pernyataan polisi serta pemberitaan berbagai media terlihat jelas bahwa kerusuhan 22 Mei sulit untuk dikatakan sebagai peristiwa yang terjadi secara spontan," ujar Adian Napitupulu dalam keterangan persnya, Senin (27/5).
Pihaknya menegaskan siapapun mengetahui tidak mudah untuk menjaga stamina massa dalam kerusuhan yang berlangsung dalam durasi sangat lama dan tersebar di beberapa titik lokasi seperti Bawaslu, Tanah Abang juga Slipi.
"Yang sangat menyedihkan dan membuat kemanusiaan kita serasa digugat oleh hati nurani adalah karena massa yang tampak di berbagai pemberitaan dan video yang beredar, banyak di antaranya yang masih berusia belasan, termasuk beberapa korban jiwa juga masih berusia muda," ujarnya.
Adian melanjutkan banyak cara yang bisa dilakukan oleh Polisi untuk mengusut siapa dalang kerusuhan tersebut, antara lain melalui pengakuan ratusan orang yang ditangkap di lapangan, bukti bukti di lapangan, rekaman video, rekaman cctv, aliran dana, kendaraan pengangkut dan sebagainya.
"Dengan teknologi dan sumber daya yang dimiliki tentunya Polisi mampu mengumpulkan semua bukti-bukti itu," ujar Adian.
Dijelaskan, untuk mengusut dan mengumpulkan bukti-bukti dibutuhkan teknologi, pengetahuan, kecermatan dan sumber daya manusia, tetapi untuk mengungkap siapa dalangnya maka yang dibutuhkan adalah keberanian luar biasa.
"Saya sangat berharap Polisi memiliki keberanian untuk mengungkap dalang kerusuhan tersebut," ujarnya.
Menurut dia, pengungkapan itu menjadi sangat penting dan berharga bagi perjalanan bangsa ini ke depan untuk mencegah terulangnya peristiwa yang sama di kemudian hari.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.