Menurut dia, Soenarko merupakan prajurit TNI yang berpengalaman dalam perang sehingga kuat dugaan senjata yang dikuasai Soenarko tersebut merupakan hasil rampasan.
"Soenarko itu di bawah saya dua atau tiga tahun, berarti lama. Dia sudah pengalaman di Papua, Timtim, Aceh, segala macam. Dia punya senjata merampas ya senjatanya rampasan," kata Ryamizard di Jakarta, Kamis (30/5).
Ryamizard pun mengungkapakan bahwasanya ia merasa dilema dengan keadaan saat ini. Ia mengaku prihatin terhadap nasib sejumlah purnawirawan yang terjerat kasus.
"Terus terang saja, di sana yang diperiksa-periksa itu kan banyak purnawirawan. Itu senior saya. Ada adik-adik angkatan saya. Sebagai sama-sama purnawirawan, sebetulnya saya, apa tidak baik. Ini tidak boleh terjadi begitu. Kenapa bisa begitu. Jadi jangan menghilangkan image," ucapnya.
Ia menambahkan, dirinya masih tidak percaya Soenarko dituduh bakal menggunakan senjatanya untuk membunuh pejabat negara.
"Jadi kalau katanya mau membunuh pejabat saya rasa jauhlah. Kalau dongkol saya begini, entar saya gampar lu sampai berapa puluh tahun nggak saya gampar kok. Saya tembak kepala dia, uda berapa puluh tahun nggak ada saya tembak. Nggak akanlah gitu-gituan. Jangan terlalu khawatir," katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.