Ia menjelaskan, ancaman referendum yang ia sampaikan pada peringatan haul meninggalnya Teungku Hasan Muhammad Ditiro hanya spontanitas belaka.
"Pernyataan saya tentang referendum tidak mewakili rakyat Aceh. Saya lakukan hal tersebut secara spontan. Kebetulan pada peringatan haul meninggalnya Teuku Hasan Ditiro," kata dia dalam video berdurasi 1 menit 16 detik yang diterima redaksi, Rabu (12/6).
Pada awal video Muzakir yang memakai kemeja merah itu memperkenalkan diri sebagai Ketua Partai Aceh (PA) dan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA).
Selain itu, dalam video itu, Mualem sapaan karib Muzakir menyatakan bahwa saat ini rakyat Aceh sudah hidup dalam damai dan pro terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya menyadari rakyat Aceh saat ini cinta damai dan pro NKRI," katanya.
Masih dalam video itu, ia juga berharap Aceh ke depan harus lebih maju dalam pembangunan dan tetap tergabung dalam bingkai NKRI.
Hal-hal lain yang menurut saya belum sesuai pasca-MoU Helsinki akan saya buat guna menuntaskan semua butir-butir MoU Helsinki ke depan," demikian Mualem.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: