Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Parpol Pendukung Prabowo-Sandi Sebaiknya Jadi Oposisi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Jumat, 28 Juni 2019, 10:59 WIB
Parpol Pendukung Prabowo-Sandi Sebaiknya Jadi Oposisi
Fahira Idris/Net
rmol news logo Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan sengketa Pilpres 2019 yang ajukan pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menjadi kenyataan yang harus dihadapi partai koalisi, pendukung dan relawan paslon nomor urut 02. Putusan MK yang final dan mengikat, menjadikan semua pihak harus menerima dan hormati putusan ini.

Wakil Ketua Komisi I DPD RI yang membidangi persoalan politik, hukum dan HAM, Fahira Idris mengatakan, menjadi kekuatan penyimbang atau oposisi menjadi langkah terbaik lima tahun ke depan, terutama bagi partai pendukung Prabowo-Sandi.

"Dalam struktur politik dan sosial sebuah negara demokrasi, oposisi itu kewajiban. Saya berharap kewajiban ini ditunaikan parpol pendukung Prabowo-Sandi untuk kemaslahatan bangsa ini lima tahun ke depan," ujar Fahira dalam keterangannya kepada redaksi, Jumat (28/6).

Dia mengungkapkan, rakyat membutuhkan partai politik yang beroposisi sebagai alat untuk mempertanyakan, mengkritisi, bahkan menolak berbagai kebijakan penguasa yang mempunyai efek samping merugikan rakyat. Kenyataan dari sebuah sistem demokrasi yang tidak bisa ditolak adalah sematang apapun demokrasi di negara tersebut, pasti selalu ada potensi praktik penyalahgunaan kekuasaan.

"Sebagus apapun kekuasaan, selama masih dijalankan oleh sekolompok manusia pasti terdapat celah-celah kelamahan. Makanya, tantangan terbesar kita dan negara demokrasi manapun adalah mencegah sebuah kekuasaan menjadi absolut, agar kebijakan yang salah dan keliru tidak diterapkan. Dan ini bisa dicegah dengan kehadiran sebuah kekuasaan oposisi. Apa jadinya demokrasi di negeri ini juga semua partai menjadi penyokong pemerintah," tukas Senator Jakarta ini.

Ditambahkannya, pengalaman berdemokrasi di Indonesia lebih dari 20 tahun pasca reformasi harusnya menjadikan oposisi menjadi lebih kuat dan berkualitas. Bagi pemerintah yang berkuasa, kekuatan oposisi harus dipandang sebagai relasi atau mitra kerja yang baik, karena berperan sebagai pengingat dan pencegah kekuasaan mengeluarkan atau menerapkan kebijakan yang mempunyai efek samping merugikan kepantingan rakyat dan bangsa.

"Saya berharap, parpol pendukung Prabowo-Sandi mau 'berkorban' mengambil peran sebagai mitra kerja penguasa sebagai oposisi. Saya juga berharap yang berkuasa nanti sadar bahwa oposisi penting bagi dinamika pemerintahannya sehingga semua parpol tidak ditarik masuk dalam gerbong kekuasaan," demikian Fahira Idris. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA