Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Raihan Suara Di Pemilu 2024 Ditentukan Kaderisasi Parpol, Bukan Koalisi Atau Oposisi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 01 Juli 2019, 16:23 WIB
Raihan Suara Di Pemilu 2024 Ditentukan Kaderisasi Parpol, Bukan Koalisi Atau Oposisi
Ilustrasi/Net
rmol news logo Sikap gamang yang ditunjukkan partai pendukung Jokowi-Maruf atas isu bergabungnya partai pendukung Prabowo-Sandi adalah wajar. Pasalnya, bergabungnya partai ke dalam koalisi pemerintah erat kaitannya dengan pembagian jatah kursi menteri di kabinet.

Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman menjelaskan, persaingan antar partai pendukung akan kembali terjadi meski Jokowi-Maruf telah ditetapkan sebagai capres-cawapres terpilih oleh KPU.

"Namun kali ini bergantung sejauh mana kekuatan yang ditawarkan masing-masing partai politik, karena sikap setia saja tidak cukup jika tidak memberi pengaruh apa-apa secara politik," ujar Nurjaman dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (1/7).

Jajat menambahkan, bergabungnya partai pendukung Prabowo-Sandi ke barisan Jokowi-Maruf akan menghasilkan koalisi besar tanpa tanding selama lima tahun mendatang.

"Dan hal ini akan semakin memudahkan Jokowi dalam menjalankan roda pemerintahan di periode keduanya kelak," tandasnya.

Jajat menilai, hingga saat ini hanya PDIP yang tercatat sebagai oposisi tulen. Hal itu terbukti selama 10 era SBY, partai besutan Megawati itu konsisten di luar pemerintahan.

"Namun pasca PDIP menjadi partai penguasa, suksesornya di oposisi seperti hanya menjadi pelengkap roda pemerintahan tanpa menunjukan perjuangan berarti di DPR RI sebagaimana sikap oposisi seharusnya," sesat Jajat.

Pernyataan Jajat dibuktikan dengan dinamika politik Tanah Air selama periode 2014-2019. Ia menilai, sikap oposisi hanya sebatas kritik di media tanpa dibarengi dengan sikap politiknya di DPR RI. Bahkan kelompok oposisi lebih cenderung mendukung program pemerintah.

Sementara saat ini, Jajat menyebut partai politik dituntut untuk berpikir realistis. Hal ini mengingat persaingan dalam pemilu dan pilpres 2024 yang terbuka mengingat tidak ada sosok petahana yang berkonstestasi.

Menurutnya, stigma sebuah partai akan ditinggal menyusul sikap politik masing-masing tidak berdasar. Pasalnya, raihan suara di pemilu mendatang bergantung pada kaderisasi masing-masing partai sehingga menghasilkan mesin partai yang maksimal.

"Hal ini telah dibuktikan dari raihan suara PDIP dan Golkar yang kerap mengisi posisi 3 besar meskipun kerap diterpa isu tak sedap," tutup Jajat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA