Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PKB Incar Ketua MPR, Nasdem: Kalau Mau Konsisten Itu Harusnya Jatah Golkar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Kamis, 04 Juli 2019, 15:58 WIB
PKB Incar Ketua MPR, Nasdem: Kalau Mau Konsisten Itu Harusnya Jatah Golkar
Ketua DPP Partai Nasdem, Martin Manurung/Net
rmol news logo Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar meski dengan nada bercanda sudah menyampaikan keinginan menjadi ketua MPR periode 2019-2024.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ketua DPP Partai Nasdem, Martin Manurung mengatakan, kalau konsisten, posisi ketua MPR adalah jatah Partai Golkar.

"Kalau mau konsisten melihat hasil pemilu, karena pemenang pertama menjadi ketua DPR, maka posisi ketua MPR dari pemenang kedua. Itu pendapat saya," ujar Martin saat dihubungi redaksi, Kamis (4/7).

Perolehan kursi hasil Pemilu 2019; PDIP (128 kursi), Partai Golkar (85 kursi), Partai Gerindra (78 kursi), Partai Nasdem (59 kursi), PKB (58 kursi), Partai Demokrat (54 kursi), PKS (50 kursi), PAN (44 kursi) dan PPP (19 kursi).

Pemilihan lima kursi pimpinan MPR masing-masing satu ketua dan empat wakil ketua diprediksi bakal berlangsung dinamis. Pemilihan pimpinan MPR dilakukan dengan sistem paket dengan komposisi empat orang dari fraksi di DPR dan satu orang dari kelompok DPD.

Nasdem sendiri, lanjut Martin, tahu diri makanya tidak mau ribut-ribut soal posisi ketua MPR.

"Kalau bicara soal kader, tentu Nasdem siap dengan kader yang pas untuk ketua MPR. Tapi, kami juga harus sadar bahwa Nasdem belum jadi pemenang kedua. Kecuali kalau partai-partai lain yang meminta," ucap anggota DPR terpilih ini.

Selain Muhaimin, Golkar diketahui sudah lebih awal mengincar kursi ketua MPR. Terbaru, PPP mengusulkan nama Arsul Sani menjadi pimpinan MPR.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem, Johnny G. Plate mengatakan, kalau melihat konteks Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pendukung Jokowi-Maruf yang berisi Partai Nasdem, PDIP, Partai Golkar, PKB dan PPP. Maka harus ada satu partai yang tidak mendapat kursi pimpinan MPR tersebut.

"Ini bukan soal rela tidak rela, ini pembicaraan yang rasional," sebut Johnny di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA