"ICMI harus bermain pada
high politics di garis kecendekiakawanan pemersatu bangsa. Jangan
low politics, politik pragmatis yang temporer dan bersifat transaksional," ujar Sohibul saat menghadiri silaturahim kebangsaan untuk persatuan ICMI di Hotel Westin, Jakarta, Jumat kemarin (5/7).
Mantan rektor Universitas Paramadina ini juga menyampaikan ada empat penyakit dalam politik nasional. Pertama
high cost politics. Kekuasaan berputar di orang-orang itu saja yang memiliki uang.
"Bukan pada kapasitas dan integritas tapi lebih pada 'isi tas'," ucap Sohibul dalam keterangan tertulisnya.
Penyakit kedua adalah oligarki politik, dan ketiga
interlocking politics. Maksud
interlocking politics adalah, saling mengunci antar kepentingan politik.
"Dan keempat politik involutif. Riuh rendah politik berputar pada dirinya sendiri tapi tak memberi
spill effect kepada perbaikan ekonomi dan sosial kita," ungkapnya.
Sohibul juga mengingatkan agar seluruh elemen bangsa ini waspada pada jebakan
middle income trap.
"Ketika sampai lebih dari 30 tahun berada pada fase ini, negara terancam menjadi apa yang disebut
failed state. Kita harus memperhatikan betul tentang ini," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: