Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bergerak Cepat, Kementan Koordinasi Lintas Sektoral Memigitasi Kekeringan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 08 Juli 2019, 12:45 WIB
Bergerak Cepat, Kementan Koordinasi Lintas Sektoral Memigitasi Kekeringan
Rapat Koordinasi Mitigasi Dan Adaptasi Kekeringan/RMOL
rmol news logo Kementerian Pertanian RI melaksanakan rapat koordinasi lintas sektoral dengan Dinas Pertanian dan Dinas PU di daerah serta Kodim di wilayah terdampak kekeringan, guna melakukan mitigasi dan adaptasi kekeringan.

Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah progresif atas informasi peringatan dini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dimana tahun ini berpotensi mengalami kemarau ekstrem sampai dengan bulan September, dan puncaknya terjadi pada bulan Agustus, diprediksikan kekeringan terutama di Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Gatot Irianto mengatakan, pendekatan mitigasi kali ini dilakukan berbeda dibandingkan mitigasi tahun lalu, dimana unsur pemerintahan di daerah yang terkena dampak kekeringan turut ikut dalam melakukan penanganan.

"Pendekatan mitigasi kekeringan kali ini berbeda dibandingkan mitigasi kekeringan sebelumnya karena kita melibatkan wllayah-wilayah yang ketika terjadi kekeringan, justu menjadi sumber pertumbuhan luas lahan baru," ungkap Gatot di Auditorium F, Kementan, Jakarta Selatan, Senin (8/7).

Dengan ini, musim kemarau sesungguhnya bisa mengembangkan lahan yang kekeringan ini menghasilkan tambahan areal tanah baru.

"Diharapkan selain mengkompensasi yang puso juga menambah areal tanah baru yang produktifitasnya lebih bagus mutunya makin bagus karena organisme pengganggu tanamanya relatif lebih kecil," paparnya.

Selain itu, sesuai dengan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, bahwa setiap daerah yang terdampak kekeringan untuk membentuk posko, dengan ini peran kepala daerah diharapkan mampu ikut mendukung.

"Setiap daerah yang terkena dampak kekeringan maupun perluasan areal lahannya membentuk posko untuk mitigasi dan adatasi kekeringan yang diresmikan oleh Bupati, sehingga Bupati menjadi leadnya dalam mitigasi dan adaptasi kekeringan," tuturnya.

Hal ini terus diawasi Kementan, dimana posko-posko tersebut bisa memberikan informasi kondisi lahan yang terdampak kekeringan.  "Nah ini minta difoto dan di upload ke grup supaya ketahuan seberapa intensif pekerjaan kita di lapangan," tegas Gatot.

Saat ini, Dirjen PSP juga sudah menyiapkan mobilisasi alat pertanian seperti pompa, termasuk infrastruktur pendukung lainnya yaitu pipanisasi.

"Kami dari tanaman pangan litbang juga menyiapkan benih, siang ini juga kami turun dan langsung minta berkas kalau memungkinkan sesuai kondisi lapang langsung kita turunkan bantuannya," paparnya.

Selain itu, untuk membantu wilayah yang puso perlu menginventarisir keikutsertaan asuransi petani, namun jika belum ada Kementan akan menyiapkan bantuan benih.

"Begitu pula untuk wilayah yang terancam kekeringan dan belum puso, perlu pengakitfan pompa, mengoptimalkan sumber air terdekat seperti sungai, danau dan embung, normalisasi saluran, serta penyediaan sumur pantek," demikian Gatot. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA