Director for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad menduga pernyataan mantan panglima TNI itu keluar karena proses rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo yang berbelit-belit dan tidak segera menemui titik terang.
"Menurut saya tidak ada titik temu di tengah arus varian perkembangan rekonsiliasi yang belum ada kesepakatan. Nah di situ pernyataan Pak Moeldoko ada di sana," ucap Nyarwi kepada
Kantor Berita RMOL, Senin (8/7).
Rekonsiliasi buntu lantaran kedua kubu tidak saling membuka diri. Menurut Nyarwi, pihak Jokowi telah membuka diri untuk diadakannya rekonsiliasi. Namun hal tersebut tidak berbanding lurus dengan sikap dari pihak Prabowo.
Atas alasan itu, dia berharap kubu Prabowo segera mengambil keputusan tegas agar agenda mendesak pemerintah bisa segera diselesaikan tanpa terganggu, sebagaimana yang diutarakan Moeldoko.
“Harus segera mencari titik temu agar agenda kebangsaan, agenda pembangunan itu kemudian sama-sama bisa diformulasikan dan kemudian kita bisa mencoba arah dari akselerasinya seperti apa," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: