Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kocokan Kursi Ketua MPR, Rebutan PKB Dan Golkar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Selasa, 09 Juli 2019, 16:20 WIB
Kocokan Kursi Ketua MPR, Rebutan PKB Dan Golkar
Airlangga Hartarto (kiri)dan Muhaimin Iskandar (kanan)/Net
rmol news logo Merebut kursi Pimpinan MPR RI menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi partai politik usai berakhirnya pemilu serentak yang lalu.

Sejauh ini tampaknya PDI Perjuangan keluar sebagai pemenang.

Untuk memperebutkan formasi kursi Pimpinan MPR RI, diprediksi akan ada dinamika yang cukup panjang. Ada aturan khusus yang membuat kursi Pimpinan MPR berbeda dengan Pimpinan DPR yang ditentukan berdasarkan urutan perolehan suara dalam Pemilu.

Pasal 427C UU 2/2018 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3), menyebutkan, pimpinan MPR terdiri dari satu ketua dan empat wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota MPR. Pimpinan MPR dipilih dari dan oleh anggota MPR dalam satu paket yang bersifat tetap.

Selain soal jumlah kursi, paket pimpinan MPR juga harus melibatkan kelompok DPD RI disamping perwakilan dari fraksi partai politik di DPR RI.

Berdasar aturan itu dan dengan mempertimbangkan keberadaan sembilan partai politik yang lolos ke Parlemen dapat diperkirakan pemilihan pimpinan MPR akan diikuti dua paket pimpinan.

Menilik lebih dalam, dua kelompok politik utama yang akan menampilkan paket pimpinan MPR adalah, pertama, kelompok mantan pendukung Jokowi-Maruf yang beranggotakan PDIP (128 kursi), Partai Golkar (85 kursi), Partai Nasdem (59 kursi), PKB (58 kursi) dan PPP (19 kursi). Kedua, kelompok mantan pendukung Prabowo-Sandi dengan anggota Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN.

Di kelompok mantan pendukung Jokowi-Maruf sudah ada perang terbuka antara Golkar dan PKB yang sama-sama mengklaim pantas menjadi ketua MPR.

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, secara tegas menyatakan dirinya siap merebut kursi ketua MPR. Alasannya, PDIP sudah pasti mendapatkan kursi ketua DPR Ri sebagai pemenang Pemilu, sehingga kursi ketua MPR adalah jatah mereka. PKB merasa menjadi pemilik kursi Wakil Presiden.

Sementara Golkar, masih malu-malu mengungkap siapa nama yang akan diajukan menjadi pimpinan MPR. Hanya Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, menyebut partai berlambang beringin lebih pantas menjadi ketua dengan dalil keluar sebagai pemenang kedua Pemilu.

Perseteruan Partai Golkar dan PKB itu pun direspon oleh salah satu mitranya, Partai Nasdem. Merasa lebih baik dari PKB, politisi Nasdem tidak terima.

Bahkan, Sekjen Nasdem Johnny G Plate menegaskan sebaiknya diadu saja gagasan dan kekuatan figur dari setiap partai politik untuk menempati pos pimpinan MPR.

Semantara itu, PPP yang menjadi juru kunci perolehan kursi diantara mitranya hanya bisa menyiapkan nama untuk jabatan itu. PPP seolah menyiratkan, cukup diajak menjadi pimpinan MPR mereka akan bersyukur. Sementara, bila tidak, pun masih ada kompromi yang lain.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kelompol mantan pendukung Prabowo-Sandi yang hingga belum ada kejelasan apakah akan membentuk satu paket tersendiri atau mengikhlaskan kursi pimpinan MPR kepada pendukung pemerintah nantinya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA