Kejadian itu terjadi saat Lee datang untuk kali terakhir ke Indonesia dan mengundang Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu makan malam. Perdebatan dimulai saat Lee bertanya mengenai sistem politik di Indonesia.
“Saya dengan gagah jawab presidensial,†cerita pria yang akrab disapa RR itu saat menjadi narasumber di Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (9/7).
Lee seketika menyalahkan jawaban RR. Dia menyebut bahwa Indonesia menganut sistem parlementer.
“Alasannya karena memilih DPR dulu baru presiden,†tutur Rizal.
Menurut Lee, masih kata RR, jika presidensial yang dianut oleh Indonesia, maka sistem pemilu akan seperti yang terjadi di Perancis, yakni pemilihan presiden terlebih dahuru baru pemilu parlemen menyusul.
“Kalau betul-betul presidential seperti Perancis. Pilih dulu presiden, baru tiga bulan kemudian pilih DPR,†tegas mantan Menko Kemaritiman itu.
Rizal kemudian menjelaskan bahwa dengan pemilihan semacam itu, presiden terpilih sudah pasti akan memiliki partai mayoritas di parlemen. Sehingga tidak perlu ada praktik dagang sapi bagi-bagi menteri.
“Itu yang terjadi pada Macron (presiden Perancis). Dia bikin partai baru, dari Facebook, cuma ratusan ribu pengikut. Tapi setelah Macron terpilih, partai menang 60 persen, sehingga tidak perlu lagi dagang sapi,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.