Pasalnya, pemerintah selalu sesumbar target pertumbuhan ekonomi akan meroket hingga 7 persen.
"Tampaknya di periode keduanya nanti Jokowi lebih berfikir realistis dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen, meskipun pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi namun secara etikanya ketika pencapain tidak mencapai target adalah bukti sebuah kegagalan," kata
Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (10/7).
Menurut Jajat, jika Jokowi tidak ingin terus dicap sebagai pemimpin yang gagal mengurus ekonomi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merombak menteri dalam kabinetnya. Apalagi di periode kedua ini, Jokowi sudah tidak mempunyai beban politik yang cukup besar.
"Kesempatan ini sebaiknya dimanfaatkan Jokowi dalam menentukan jajaran menteri dalam kabinetnya nanti dan terlepas dari kepentingan politik praktis partai politik pendukungnya dengan memilih kalangan profesional pada bidangnya," ujarnya.
Kemudian, kesuksesan Jokowi membangun berbagai infrastruktur selama ini juga terbukti belum memberikan berdampak yang signifikan dalam perbaikan ekonomi nasional. Untuk itulah, kata Jajat, diperlukan evaluasi secara menyeluruh termasuk orang-orang yang selama ini selalu memberikan masukan keliru.
"Namun sekali lagi untuk melakukan itu semua tergantung kepada keberanian Jokowi apakah ingin melakukan perubahan atau tetap berada di zona nyaman bersama orang-orangnya saat ini," tutup Jajat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: