Banyak kalangan yang menilai pertemuan itu patut disyukuri karena setelahnya pembelahan yang terjadi di tengah masyarakat dapat segera diakhiri. Setelah itu, juga diyakini seluruh elemen anak bangsa dapat kembali pada fokus utama mengawal dan mengisi kemerdekaan di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Tidak dapat dipungkiri, ada juga pihak-pihak yang menyayangkan pertemuan tersebut. Baik pihak yang selama ini berada di barisan pendukung Jokowi, maupun pihak yang berada di barisan pendukung Prabowo.
Pertemuan keduanya terjadi di stasiun MRT Lebak Bulus. Dari sana mereka menumpang MRT yang mulai beroperasi pada 1 April itu sampai stasiun Senayan.
Turun di stasiun Senayan, Prabowo dan Jokowi berjalan kaki menuju FX Sudirman untuk menikmati makan siang bersama di restoran Sate Khas Senayan.
Mengapa pertemuan dilakukan di Stasiun MRT? Itu salah satu pertanyaan yang masih diajukan anggota masyarakat dalam berbagai kesempatan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang juga ikut hadir dalam rombongan Presiden Jokowi telah menjelaskan bahwa MRT dipilih sebagai tempat pertemuan dikarenakan posisinya yang netral, selain memperlihatkan sesuatu yang visioner, yakni angkutan massal harus ada di kota-kota besar.
Pendapat BKS ini sudah disampaikan kemarin kepada awak media, dan kembali ditwit oleh akun @kemenhub151 pagi ini (Minggu, 14/7).
“Kita harus kawal bersama supaya nanti di Jakarta ini sudah 100 km atau 200 km, sehingga kita tidak perlu bawa mobil sendiri, enggak perlu bawa motor sendiri, ke segala tujuan kita bisa gunakan dengan angkutan massal," tambah Menhub seperti disebutkan @kemenhub151.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: