Mantan rekan kerja Jokowi di Solo ini menjelaskan bahwa pertemuan tersebut menegaskan sosok kenegarawanan kedua tokoh. Yang kalah menerima kekalahan, dan pemenang merangkul.
"Itulah yang disebut negarawan," jelas Rudy dilansir
Kantor Berita RMOLJateng, Minggu (14/7).
Pemilihan stasiun MRT sebagai lokasi pertemuan pun turut dikomentari mantan Wakil Jokowi saat masih menjabat Walikota Solo ini.
Menurut Rudi pertemuan di MRT adalah lokasi tepat karena bisa mewakili berbagai kepentingan masyarakat. Karena pengguna MRT ini adalah semua kalangan masyarakat luas dan bukan kelompok atau golongan tertentu.
"Pak Jokowi itu presidennya rakyat Indonesia. Yang mana sebagian dari rakyat Indonesia memilih Pak Jokowi. Dan (mereka) juga harus mendapatkan pelayanan yang sama dengan yang memilih Jokowi," sambungnya.
Selain itu, ia pun menjelaskan bahwa pertemuan di stasiun MRT memiliki filosofi tersendiri.
Bagi Rudy, MRT adalah alat 'Menyatukan Rakyat yang Terbelah'. Dan sudah sudah jelas tujuan kedua tokoh tersebut bertemu adalah ingin menyatukan semua rakyat yang terbelah (berbeda pilihan) dalam pemilu lalu.
"Jadi filosofi MRT itu jelas, MRT digunakan oleh seluruh masyarakat berbagai macam suku dan agama naik di situ. Dan MRT boleh diambil singkatan dari Menyatukan Masyarakat yang Terbelah," tandas Rudy.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: