Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Walhi: Harusnya Pidato Jokowi Tetap Berlandaskan Nawacita

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Selasa, 16 Juli 2019, 16:57 WIB
Walhi: Harusnya Pidato Jokowi Tetap Berlandaskan Nawacita
Khalisah Khalid/RMOL
rmol news logo Pidato politik pertama Joko Widodo setelah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Presiden terpilih periode 2019-2024 di Sentul, Bogor pada Minggu (14/7) dikhawatirkan tidak terwujud hingga masa tugas berakhir.

Hal itu disampaikan Koordinator Desk Politik Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Khalisah Khalid kepada wartawan saat mengkritisi pidato politik visi Indonesia yang disampaikan Jokowi.

Menurut Khalisah, seharusnya pada pidato pertamanya Jokowi berlandaskan pada Nawacita. Karena, Nawacita jilid II merupakan kelanjutan dari Nawacita jilid I.

"Seharusnya komunikasi politik pertama presiden terpilih kepada para pendukungnya dan kepada warga negara dia bisa mengacu pada janji politik. Kita tahu janji politiknya adalah Nawacita II sebagai kelanjutan dari Nawacita I. Itu yang seharusnya menjadi jawaban yang sebenarnya," ucap Khalisah Khalid di Kantor Walhi, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (16/7).

Bahkan, kata Khalisah, bukan hanya tidak menjadikan Nawacita sebagai panduannya, melainkan pidato politik Jokowi dinilai berbahaya dan bertentangan.

"Bahkan kami menemukan dan melihat pidato politik yang disampaikan oleh Jokowi sebagai presiden justru berbahaya atau bertentangan. Dalam arti pernyataannya justru mengkhawatirkan karena janji politiknya diprediksi tidak dapat tercapai ketika selesai masa tugasnya di 2024," jelasnya.

Hal tersebut karena pidato Jokowi sebagai tahapan menuju Indonesia ke depan sebagai visi yang justru dinilai bertentangan dan berkontradiktif dengan janji politik.

"Jadi secara umum pidato politik Visi Indonesia itu bertentangan dengan visi Nawacita II, yakni meneruskan jalan perubahan untuk Indonesia maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Yang secara khusus kami melihat pertentanganya ada dalam beberapa misi dalam Nawacita II pada misi kedua, misi ketiga, dan misi keempat," paparnya.

Misi kedua yakni terkait struktur ekonomi produktif, mandiri dan berdaya saing. Pada misi ketiga yakni terkait dengan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan.

"Terlebih pada misi keempat. Misi keempat itu khusus terkait dengan agenda lingkungan. Semuanya tidak dimunculkan atau tidak disampaikan oleh Presiden terpilih dalam pidatonya," tandas Khalisah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA