Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Triple Deficits Makin Besar, RR Kutip Kalimat Einstein Untuk Pemerintah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 17 Juli 2019, 16:35 WIB
<i>Triple Deficits</i> Makin Besar, RR Kutip Kalimat Einstein Untuk Pemerintah
Rizal Ramli/Net
rmol news logo Kondisi ekonomi Indonesia semakin mengkhawatirkan. Sebab ada tiga defisit yang semakin membesar dan mengancam laju pertumbuhan ekonomi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ketiga defisit itu terjadi di perdagangan, transaksi berjalan, dan anggaran ekonomi pemerintah.

Ekonom senior DR Rizal Ramli mengingatkan bahwa pemerintah tidak boleh menganggap remeh ketiga defisit tersebut. Penanganannya, kata RR, juga harus solutif. Bukan lagi menggunakan jurus lama yang terbukti melempem.

“Ekonomi Indonesia era Jokowi semakin sulit. Triple-deficits makin besar (trade, current accounts, budget) dan trust,” tegasnya dalam akun Twitter pribadi sesaat lalu, Rabu (17/7).

Jurus menutupi defisit anggaran dengan utang yang selalu diperlihatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani harus segera ditinggalkan. Selain tidak mampu menjadi solusi, cara itu juga malah membuat rakyat merugi karena bunga tinggi diberikan Sri Mulyani pada kreditor.

“Hanya ditopang utang yang semakin besar dengan bunga semakin tinggi. Cara dan solusinya sama, kok mengharapkan hasil berbeda?” tanya Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Tidak hanya jurus utang yang dikritik RR, tapi juga kebijakan pengetatan anggaran yang dikeluarkan Sri Mulyani. Menurutnya, kebijakan itu justru menghambat kerja mesin pemerintah yang padahal sedang diharapkan untuk melaju kencang.

“Sama saja paksakan perseneling 1 untuk lari 70 km. Mesin jadi jebol. Kata Einstein, konyol jika berharap hasil berbeda, tapi masih pakai cara-cara yang sama,” pungkas mantan Menko Kemaritiman itu mengutip kalimat dari penemu teori relativitas.

Neraca dagang Indonesia tercatat masih defisit sepanjang semester I-2019. Defisitnya mencapai 1,9 miliar dolar AS atau menjadi defisit perdagangan semester I yang paling parah sejak tahun 2013 atau dalam enam tahun terakhir.

Sementara itu, realisasi pendapatan negara hingga Juni 2019 tercatat baru mencapai Rp 898,8 triliun atau 41,51 persen dari target APBN 2019. Sedang realisasi belanja negara tercatat mencapai Rp 1.034 triliun  atau 42,03 persen dari pagu APBN 2019. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA