Dalam acara diskusi Memoar Sarwono Kusumaatmadja "Menapak Koridor Tengah" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (17/7) petang, Sarwono menceritakan bahwa dirinya ditunjuk oleh Benny Moerdani atas perintah langsung Soeharto.
Menurut Sarwono, Soeharto ingin masa depan partai berlambang pohon beringin tersebut bertransformasi dengan kekuatan
leadership yang dimiliki para kadernya.
"Ternyata pak Harto punya maksud Golkar menjadi kekuatan sipil yang berjalan secara sukarela untuk transformasi dan itu diperlukan
leadership. Semua orang harus diteliti Pak Harto lakukan itu, lewat Pak Benny Moerdani yang waktu itu menjabat asisten intel Pangab," terangnya.
Tanpa sepengetahuan Sarwono, dirinya selalu berada dalam pengawasan Soeharto. Dengan maksud akan dijadikan salah satu pejabat penting di Golkar.
"Jadi rupanya tanpa sepengetahuan kami, Pak Benny amati tiga orang. Akbar Tandjung, Sarwono Kusumaatmadja, Darmono," tambahnya.
Ini membuat terkejut Sarwono, karena dirinya tidak menyangka dipilih dan ditunjuk sebagai Sekjen pada kala itu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Sarwono, terpilihnya dia menjadi salah satu pimpinan partai Golkar karena dinilai mampu mengatasi krisis atau permasalahan yang ada di Golkar kala itu.
"Kenapa dipilih? 'Karena kamu tahu strategis, bagus dalam manajemen krisis.' Kemudian Pak Harto bilang kalau saya nggak jadi presiden, Golkar harus bersaing dengan partai-partai baru yang namanya belum tahu sekarang," terangnya.
Atas hal itulah dirinya menerima dan menjalankan jabatan sebagai Sekjen partai Golkar yang berasal dari warga sipil untuk pertama kali.
Dalam diskusi tersebut juga turut hadir beberapa tokoh muda dari Partai Golkar. Di antaranya Plt Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Rizal Mallarangeng, Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Asraf Ali, Maman Abdurahman, Puter Komarudin, Andi Sinulingga, dan Khalid Zabidi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.