Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Suara Golkar Anjlok Jadi Peluang Bamsoet Kalahkan Airlangga

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Jumat, 19 Juli 2019, 23:28 WIB
Suara Golkar Anjlok Jadi Peluang Bamsoet Kalahkan Airlangga
Airlangga dan Bamsoet/Net
rmol news logo Nama Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjadi dua sosok kuat sebagai calon Ketua Umum Golkar periode 2019-2024.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Menurut pengamat politik Para Syndicate, Ari Nurcahyo, sosok Airlangga yang menjabat sebagai ketum Golkar saat ini dinilai memiliki kelemahan lebih menonjol dibanding lawannya. Kinerjanya tak begitu moncer karena perolehan suara partai berlambang beringin hitam itu jeblok di Pemilu 2019.
Ari mengatakan, suara Golkar pada Pemilu 2019 turun dibandingkan lima tahun lalu. Jumlah kursi DPR Golkar hasil Pemilu 2019 pun berkurang ketimbang Pemilu 2014.

“Banyak persoalan yang menjadi catatan di kepemimpinan Airlangga. Meskipun Golkar posisinya nomor dua (dari jumlah kepemilikan kursi), tetap ini bagian kelemahan Pak Airlangga,” ujar Ari kepada wartawan, Jumat (19/7).

Kelemahan inilah yang diduga akan dimanfaatkan Bamsoet untuk mengambil alih tampuk kepemimpinan Golkar.

“Peluang-peluang ini sedang dimanfaatkan. Namanya penantang pasti memiliki peluang dari kontestasi,” jelas Ari.

Di sisi lain, Airlangga juga tengah memainkan strateginya mempertahankan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar pada Desember mendatang. Sebab jika Munas dipercepat sebelum Oktober, kata Ari, maka posisi Bamsoet masih sebagai ketua DPR 2014-2019.

“Dalam konteks ini sebenarnya posisi Bamsoet sebagai ketua DPR peluang politiknya lebih besar. Modal politik (sebagai ketua DPR) lebih kuat daripada katakanlah Pak Bamsoet menjadi menteri,” ulas Ari.

Karena itu, Ari menyebut Airlangga berupaya mengulur pelaksanaan Munas Golkar hingga Desember atau setelah DPR dan presiden hasil Pemilu 2019 dilantik. Selain itu, posisi Bamsoet di legislatif 2019-2024 sudah bukan ketua DPR lagi.

“Kalau Desember konsolidasinya lebih lama, posisi pemerintahan baru pasca pelantikan Oktober jelas lebih menguntungkan, makanya Airlangga melakukan pergantian beberapa pengurus (ketua DPD II Golkar),” kata Ari.

Soal restu Presiden Jokowi bagi kandidat ketua umum Golkar, Ari menganggapnya sebagai hal wajar. Menurutnya, bagaimanapun Golkar adalah pengusung Jokowi di Pilpres 2019 dan menjadi bagian dari pemerintah.

Ari menilai Airlangga maupun Bamsoet juga berupaya mengantongi restu Jokowi. “Dua-duanya memang dekat dengan Jokowi dan imbang,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA