Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bantuan Untuk Pengungsi Konflik Nduga Tahap II Disalurkan Pekan Ini

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Senin, 22 Juli 2019, 09:38 WIB
Bantuan Untuk Pengungsi Konflik Nduga Tahap II Disalurkan Pekan Ini
Bantuan tahap II konflik di Kabupaten Nduga/Net
rmol news logo Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku telah menerima laporan dari tim Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial yang menyatakan seluruh bantuan tahap II konflik di Kabupaten Nduga akan diterbangkan ke Kabupaten Wamena, Papua pada pekan ini.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Kepastian pengiriman bantuan itu didapat setelah tim PSKBS melakukan koordinasi dengan aparat keamanan, dinas provinsi Papua dan dinas kabupaten wamena. Selanjutnya tugas dinas kabupaten Wamena mendistribusikannya," kata Agus di Jakarta, Senin (22/7).

Agus menjelaskan penanganan pengungsi korban konflik Kabupaten Nduga harus melibatkan semua unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah dan TNI/Polri. Pemerintah dalam menangani pengungsi tersebut sangat berhati-hati karena sangat berbeda dengan penanganan pengungsi korban bencana alam.

"Dengan kerjasama semua unsur maka masalah yang dihadapi pengungsi dapat terselesaikan," sebut Agus.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat mengakui saat ini pemerintah mengalami kendala dalam melakukan pendataan pengungsi akibat konflik di Kabupaten Nduga. Kendala tersebut dikarenakan banyak dari mereka yang berada di rumah kerabatnya.

"Banyak dari mereka yang tinggal di rumah kerabatnya di Wamena. Hal ini menyulitkan identifikasi mereka," jelas Harry dalam keterangan tertulis.

Harry menambahkan berdasarkan laporan yang diberikan Kodim 1702 Jayawijaya disebutkan pengungsi di kabupaten tersebut sudah kembali ke rumah keluarga masing-masing. "Di Kabupaten Jayawijaya sudah tidak ada lagi pengungsi," tegas harry.

"Dari laporan itu juga disebutkan tidak ada penghentian bantuan kepada pengungsian di kabupaten Lanijaya. Pemkab Lanijaya terus menyalurkan bantuan logistik ke pengungsian di sana," imbuhnya.

Laporan Kodim tersebut, dikatakan Harry telah menjawab pemberitaan yang menyebutkan adanya pengungsi meninggal akibat tidak ada penanganan dari pemerintah. Untuk itu, pemerintah mempertanyakan sumber pemberitaan tersebut. "Dinas Sosial Kabupaten Wamena menyatakan hingga saat ini belum menerima laporan korban meninggal dunia," tegas Harry.

Harry meminta media dan masyarakat tidak serta merta begitu saja percaya terhadap kabar adanya pengungsi yang meninggal dunia karena tidak adanya bantuan. Bantuan terhadap pengungsi akibat konflik bersenjata di Papua terdiri dari dua tahap dengan nilai Rp 740.449.000.

Tahap pertama yang telah disalurkan berupa sebanyak 50 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terdiri dari 10 ton lewat Jayapura, 10 ton ke Distrik Mbua, Distrik Yal, Distrik Mbulmu Yalma dan 30 ton melalui Kabupaten Wamena. Bantuan ini telah diserahterimakan kepada pemda Kabupaten Nduga.

Selain itu, pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan sembako pada tahap pertama kepada pengungsi korban konflik Nduga. Sembako tersebut terdiri dari supermi sebanyak 1.680 karton,gula pasir sebanyak 9.520 Kg, minyak goreng 9.873 liter, garam 19.200 bungkus, ikan kaleng 9.550 bungkus, kopi 9.550 bungkus dan beras 50 Kg.

Harry menambahkan bantuan tahap II terdiri dari perlengkapan bermain sebanyak 250 paket, perlengkapan belajar anak sebanyak 250 paket, perlengkapan olahraga 30 paket, perlengkapan kebutuhan kelompok rentan (balita, lansia, kebutuhan khusus) sebanyak 850 paket.

"Semua bantuan tersebut saat ini sudah berada di gudang Dinas Sosial Provinsi Papua dan siap diterbangkan ke Wamena," tambahnya.

Selain telah memberikan bantuan makanan dan kebutuhan lainnya, Kementerian Sosial juga telah memberikan bantuan layanan dukungan psikososial (LDP) pada bulan februari yang lalu. Kemensos telah melakukann asesmen kegiatan layanan dukungan psikososial. Hasil asesmen tersebut antara lain menyatakan kebutuhan yang cukup mendesak selain kebutuhan dasar adalah pelayanan kesehatan karena penyintas banyak yang mengalami luka-luka akibat berjalan kaki dari Nduga ke Jayawijaya.

"Asesmen dilakukan terhadap penyintas usia anak sekolah SD sampai SMA dan guru yang mengajar di sekolah darurat di Gereja Kingmi, Distrik Sinakma, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua," kata Harry.
 
Hasil asesmen juga menunjukan adanya kesulitan petugas dalam melakukan pendataan pengungsi karena tidak adanya penampungan khusus. Mereka tersebar di rumah sanak saudara sehingga tidak terpantau pemenuhan kebutuhan dasarnya. Untuk kondisi sekolah yang ada berdasarkan hasil asesmen menunjukan kondisi sekolah darurat yang terbuat dari terpal dan kayu kurang memadai sebagai tempat belajar dan mengajar, mengingat sebagian anak akan menghadapi Ujian Nasional.

Konflik akibat kontak senjata antara aparat TNI polri dengan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egainus Kogoya di Distrik Yal, Kabupaten Nduga pada 26 Februari 2019 menyebabkan warga di Distrik Mbua, Yal, Yigi, Mapenduma, Nikuri, dan Mbulmu Yalma mengungsi. Diperkirakan sekitar 2.000 warga mengungsi yang tersebar di Distrik Mbua, Distrik Yal, Distrik Mbulmu Yalma Kabupaten Nduga dan Kabupaten Wamena. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA