Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Anggaran Jadi Tantangan Program Revitalisasi SMK

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 24 Juli 2019, 02:51 WIB
Anggaran Jadi Tantangan Program Revitalisasi SMK
Siswa SMK/Net
rmol news logo Revitalisasi pendidikan vokasi SMK telah gencar dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam tiga tahun terakhir.

Secara teknis, program revitalisasi pendidikan vokasional akan dilakukan oleh Kemdikbud dengan merevitalisasi sebanyak 569 SMK, yang terdiri dari 300 SMK revitalisasi utama dan 269 SMK yang disentuh dengan program revitalisasi lainnya. Selain itu, ada sebanyak 3.000 SMK yang akan mendapatkan program pengembangan pendidikan vokasi lainnya.

Adapun tantangan yang dihadapi dalam dalam revitalisasi SMK ini adalah ketersediaan dukungan anggaran yang memadai. Dana besar dibutuhkan untuk mendukung bidang garapan revitalisasi terutama untuk standarisasi sarana prasarana.

Sebagai solusi, Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud M Bakrun menjelaskan bahwa pihaknya melakukan advokasi agar pihak-pihak terkait bisa mendukung revitalisasi SMK.

“Termasuk kami mendukung Kementerian Perindustrian yang menginisiasi pemberian super tax deduction bagi perusahaan yang berkontribusi dalam program vokasi/revitalisasi SMK. Hal tersebut dimaksudkan agar menarik industri untuk lebih berperan dan memberikan dukungan kepada SMK,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (23/7).

Capaian revitalisasi SMK, lanjutnya, cukup membanggakan lantaran ada  kemitraan antara SMK dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) dan perguruan tinggi.

“Ada link and match dengan dunia industri melalui penyiapan kurikulum implementasi di SMK serta optimalisasi kerja sama,” tegasnya.

Ada enam isu strategis yang diselaraskan dalam revitalisasi SMK. Di antaranya, penyelarasan dan pemutakhiran kurikulum; inovasi pembelajaran; pemenuhan dan peningkatan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan; dan kemitraan sekolah dengan DU/DI dan perguruan tinggi; standarisasi sarana dan prasarana utama; dan penataan pengelolaan kelembagaan

Salah satu yang merasakan program Revitaliasi SMK dari Kemendikbud adalah SMK Muhammadiyah 1 Bantul (Musaba) yang memiliki tenaga minim, namun sekolah tetap berdaya.

“Efektif itu miskin struktur tapi kaya fungsi. Sehingga meski kita terbatas dari sisi jumlah SDM, namun kita bisa maksimalkan fungsinya,” tutur Kepala Sekolah SMK Musaba, Harimawan.

Setelah mendapat program Revitalisasi SMK, Musaba mengefektifkan segala sesuatu yang dimiliki sekolah. Mulai dari biaya, waktu, dan sebagainya menjadi tepat guna.

Dalam kondisi seperti itu, kata harimawan, terkadang staf manajemen membentuk tim kecil yang sifatnya ad hock. Jika pekerjaannya selesai, maka tim kecil itu pun selesai tugasnya.
 
“Bisa dibilang kita tidak ada yang nganggur/pasif. Termasuk dari sisi pendapatan, kita upayakan betul bila pendapatan tambahan tenaga manajemen adalah berbasis kinerja, tidak ada namanya pasif income,” tegasnya.

Contoh lain yang diterapkan SMK Musaba, kata Harimawan, adalah rapat rutin sekolah yang digelar setiap hari Rabu.

Semua pimpinan manajemen sekolah tidak mengajar saat itu. Semua membicarakan masalah sekolah dalam satu minggu terakhir ditambah target satu minggu selanjutnya.

“Rapat rutin kita manfaatkan untuk mengevaluasi target dan capaian per unit; kurikulum, humas, dalam satu minggu terakhir dan satu minggu ke depan,” tuturnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA