Karena itu, ketika muncul wacana BTP menjadi calon menteri di kabinet baru Presiden Joko Widodo, publik pun memberi penilaian berbeda kutub. Ada yang setuju, yang mencerca tak kalah banyak.
Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai BTP alias Ahok banyak dipuji soal kinerja. Tapi dicela karena kasus penistaan agama.
"Hal inilah yang membuat posisi Ahok berada di antara dua dimensi. Sebenarnya dia layak menjadi menteri, tapi di sisi lain dia mantan narapidana," ungkapnya saat dihubungi
Kantor Berita RMOL, Rabu (24/7).
Kondisi inilah menurut Karyono yang membuat Ahok sadar diri. Sehingga sulit untuk menduduki posisi menteri, setidaknya untuk sementara ini.
"Posisi Ahok untuk saat ini dilematis. Karenanya, posisi yang tepat untuk Ahok sementara ini lebih baik di luar kekuasaan agar tidak menimbulkan kontroversi," imbuhnya.
"Lebih tepat dan baik ke depannya, Ahok aktif di bidang sosial, pendidikan, hadir di berbagai seminar nasional dan internasional untuk membagikan pengalamannya," pungkas Karyono.
Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama mengatakan dirinya tidak mungkin menjadi menteri kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin karena sudah cacat di Republik ini.
"Bukan pesimistis, tapi saya memberi tahu fakta dan kenyataan," kata Ahok usai acara penghargaan Roosseno Award di Jakarta, Senin (22/7) lalu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: