Lobi yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan fokus pada ekspor buah manggis. Ini menginggat Manggis Indonesia pernah berjaya di China, tepatnya pada tahun 2012 dengan nilai ekspor mencapai 36 juta dolar AS.
Namun setahun kemudian angka ekspor turun drastis menjadi 96 ribu dolar AS lantaran ada larangan impor manggis dari Indonesia.
Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal menjelaskan bahwa Indonesia memang unggul dalam produk makanan minuman, tembakau, tekstil, dan juga produk-produk pertanian dan perkebunan.
Untuk itu, beragam upaya pemerintah untuk mengekspor komoditas unggulan tersebut harus didukung. Termasuk upaya Mendag Enggartiasto Lukita melobi pemerintah China.
“Jadi cukup positif kalau kita kemudian bisa menegosiasikan ekspor kita ke sana," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (24/7).
Dia yakin ekspor manggis bisa terus membaik dan mencapai target nilai ekspor 1 miliar dolar AS pertahun.
Apalagi, data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai ekspor manggis ke China mulai positif pada tahun 2018 yang mencatat penjualan sebesar Rp 474 miliar atau tumbuh 778 persen dari tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 54 miliar.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Indef, Rusli Abdullah menilai ragam buah-buahan merupakan kekuatan Indonesia. Sementara China menjadi negara yang berpeluang jadi pasar. Selain penduduk besar hingga miliaran, ragam buah di China juga tidak sebanyak di Indonesia.
“Orang-orang (di wilayah) empat musim sangat suka buah-buahan tropis. Mereka stok untuk musim dingin, sangat luar biasa permintaannya," ujarnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: