Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PKS Ingatkan Pemerintahan Baru Jokowi Soal Manajemen Optimaliasasi Bonus Demografi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Kamis, 25 Juli 2019, 16:45 WIB
PKS Ingatkan Pemerintahan Baru Jokowi Soal Manajemen Optimaliasasi Bonus Demografi
Wakil Ketua Kimisi II DPR Mardani Ali Sera/Net
rmol news logo Pemerintahan baru Presiden Joko Widodo bersama Maruf Amin diingatkan untuk serius mempersiapkan manajemen optimalisasi bonus demografi Indonesia memasuki era 2020-2023.

"Perlu upaya serius mempersiapkan optimalisasi bonus demografi Indonesia kalau tidak bisa ini akan menjadi pisau bermata dua, peluang atau ancaman," kata Wakil Ketua Kimisi II DPR Mardani Ali Sera, Kamis (24/7).

Seperti diketahui, Indonesia akan memasuki masa puncak bonus demografi dengan proyeksi jumlah penduduk usia produktif mencapai 68 persen atau setara dengan 200 juta orang pada tahun 2020 sampai 2023 mendatang.

Mardani memberikan kritik konstruktif dengan mengusulkan perlu adanya strategi dan perencanaan yang matang. Sarannya juga agar diampu oleh satu kementerian koordinator yang menjadi leading sektor untuk mempersiapkan manajemen optimaliasai bonus demografi ini.

Menurut lagilator PKS ini, ada beberapa hal yang penting untuk dipersiapkan dalam manajemen optimalisasi bonus demografi Indonesia tahun 2020-2033.

"Pemerintah harus mempersiapkan strategi dan perencanaan yang matang lalu implementasinya perlu ditugaskan pada salah satu kementerian koordinator sehingga bisa menjadi salah satu konsenterasi strategis kebijakan pemerintah. Kan sudah ada Kemenko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan misalnya, mungkin kementerian ini bisa ditugaskan," ujarnya.

Beberapa startegi yang diusulkan Mardani. Pertama, perlu meningkatkan mutu SDM yang berkualitas agar siap menghadapi tantangan ke depan, terutama perubahan teknologi yang begitu pesat. PR negara meningkatkan angka usia pendidikan di Indonesia karena berdasarkan data 2010-2014 yang masih didominasi oleh tingkat lulusan pendidikan SD dan SMP.

Kedua, pendidikan di Indonesia terutama pendidikan tinggi dan vokasi, harus linear dengan kebutuhan industri 4.0. Artinya kualitas SDM yang dicetak harus memiliki soft skill dan bisa berbahasa asing.

Ketiga, negara harus memberi kepastian pekerjaan bagi generasi muda ke depan karena salah satu isunya adalah pengangguran dan sulitnya didapatkan. Anak muda tidak memerlukan belas kasihan melainkan perlu diberikan peluang seluas-luasnya. Pemerintah harus menyadari di tahun 2024 merupakan era nya mereka.

Keempat, yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan pendidikan akhlak dan karakter kepada generasi muda sekarang agar  kuat menghadapi tantangan masa depan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA