Setelah purna dari wakil presiden pada Oktober 2019 nanti, JK diharapkan tidak off dari politik. Dia diminta bisa mendorong dan memunculkan pemimpin-pemimpin baru.
Setidaknya ada dua alasan JK jadi king maker pada 2024. Pertama, putra Bugis itu sudah memasuki usia lanjut. Kedua, punya segudang pengalama, dia sudah dua kali menjadi wakil presiden.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno bahkan menilai JK relatif lebih diterima oleh semua kelompok untuk memunculkan figur pemimpin baru.
"Bila JK jadi king maker, daya jelajah politiknya relatif bisa diterima semua kalangan lintas partai," ujar Adi kepada
Kantor Berita RMOL, Senin (29/7).
Karakter kepemimpinan JK, lanjut Adi, mampu membuat semua kelompok politik bahkan yang berseberangan pun menjadi nyaman.
Terlebih, sambungnya, kepercayaan diri bagi JK juga akan semakin kuat dengan rekam jejaknya pernah menjabat ketua umum Partai Golkar.
"Posisi strategis JK di Golkar bisa menambah keyakinan JK bakal jadi king maker konstalasi politik ke depan," demikian Adi Prayitno.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.