Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Fahira Idris: Pemindahan Ibu Kota Bukan Prioritas Di Tengah Kondisi Ekonomi Yang Sedang Sulit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 30 Juli 2019, 14:44 WIB
Fahira Idris: Pemindahan Ibu Kota Bukan Prioritas Di Tengah Kondisi Ekonomi Yang Sedang Sulit
Presiden Joko Widodo ingin wacana pemindahan ibu kota menjadi hal yang konkret/Net
rmol news logo Wacana pemindahan Ibu Kota Negara memasuki babak baru. Senin (29/7) Presiden Joko Widodo, melalui Bappenas, menyatakan ibu kota akan pindah ke Kalimantan. Jokowi ingin pemindahan ibu kota ini tak lagi sekadar wacana, tapi sebuah hal yang konkret.

Dalam pandangan Fahira Idris, hal ini bukan sebuah putusan yang bijak. Mengingat saat ini ekonomi Indonesia tidak berada dalam kondisi yang cukup baik.

Harusnya, pemerintah lebih mencurahkan semua perhatian dan sumber dayanya untuk memperbaiki kinerja ekonomi. Terutama kinerja neraca perdagangan yang begitu mengkhawatirkan.

“Pemindahan ibu kota, hemat saya, bukanlah prioritas karena belum mendesak. Ditambah ekonomi kita yang saat ini yang sedang sulit. Semua kinerja perdagangan kita tengah letih, lesu, dan lemah," ujar anggota DPD RI, Fahira Idris, Selasa (30/7).

"Sebenarnya rakyat menunggu keseriusan dan gebrakan besar presiden di bidang ekonomi. Tetapi malah yang kita terdengar keseriusan presiden untuk pindahkan ibu kota,” tambahnya.

Menurut Fahira, pemindahan ibu kota pasti berpengaruh terhadap fokus pemerintah dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi yang terus meleset. Ditambah, proses pemindahan ibu kota pasti akan menggunakan sebagian dana dari APBN.

“Pemerintah kan harus ‘memutar otak’ bagaimana mendapatkan dana sekitar Rp 400-an triliun untuk memindahkan ibu kota, karena mengharapkan APBN tidak akan mungkin. Mendapatkan dana ini butuh sumber daya yang luar biasa. Sementara, masih banyak persoalan lain yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah saat ini yang juga membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit,” tukas Fahira.

Sebagai anggota DPD, Fahira menilai Jakarta masih mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat pemerintahan. Bisa dilihat dalam dua tahun terakhir ini wajah Jakarta sudah lebih baik.

Terutama dalam kinerja ekonomi, integrasi transportasi publik, penataan berbagai fasilitas umum, kependudukan, dan penangangan banjir. Oleh karena itu, tegas Fahira, dia tidak melihat sisi urgensi bahwa ibu kota harus dipindahkan dari Jakarta pada saat ini.

“Lebih baik pemerintah fokus menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ini. Terutama terkait kesehatan, pendidikan, ketimpangan ekonomi yang semakin nyata, dan banyak persoalan pelik lainnya. Pemindahan ibu kota itu butuh energi besar dan saya khawatir semua sumber daya kita tercurah ke sana,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA