Jaringan narkoba yang dibongkar tersebut dikendalikan Danil Saputra alias Jamaluddin dari dalam Lapas Merah Mata, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Firli tidak hanya melakukan pendekatan pidana umum terhadap tangkapanya itu, mantan Deputi Penindakan KPK ini juga mengenakan pasal Tindak Pencucian Uang (TPPU).
Hasilnya, seluruh aset milik Jamaluddin dengan total Rp 8,4 miliar dari bisnis haram turut disita.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengapresiasi prestasi jenderal asal Ogan Komering Ulu itu. Menurutnya, Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK layak mempertimbangkan gebrakan Irjen Firli, yang tengah ikut seleksi.
“Tentunya menjadi catatan Pansel Capim KPK. Ini berkaitan dengan kinerja KPK ke depan yang juga berurusan dengan TPPU,†kata Neta kepada
Kantor Berita RMOL, Kamis (1/8).
Lebih lanjut, Neta menilai pimpinan KPK perlu diisi oleh perwira tinggi (pati) Polri. Pasalnya, pati Polri dianggap punya ketegasan dan konsistensi, sehingga tidak mudah untuk diintervensi oleh bawahan yang berhimpun dalam Wadah Pegawai (WP) KPK.
“Kekacauan yang terjadi di internal KPK akibat tidak tegas dan tidak konsistennya pimpinan KPK, yang seharusnya mampu menjadi pimpinan,†ujarnya.
Neta mencatat, ketidaktegasan pimpinan KPK antara lain, adanya sejumlah keputusan komisioner yang tidak dijalankan akibat protes dari penyidik KPK yang mengakibatkan hilangnya wibawa pimpinan.
Oleh karena itu, sambung Neta, Pansel KPK diharapkan mampu melahirkan lima pimpinan yang mampu bersikap tegas, konsisten, dan tidak takut pada bawahan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: