"Jadi selama nanti belum ada keputusan politik yang pasti soal kabinet, termasuk pengajuan pimpinan MPR, dinamika itu ya kemungkinan besar akan terus berlangsung atau terus terjadi," ucap Director for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad kepada
Kantor Berita RMOL, Kamis (1/8).
Baru-baru ini, perseteruan terjadi antara PDIP dan Nasdem. Politisi PDIP, Kapitra Ampera bahkan menyebut narasi yang dibangun Nasdem, dalam hal ini politisi Akbar Faizal dalam menanggapi kemungkinan merapatnya Gerindra tak ubahnya narasi oposisi.
Bahkan dalam diskusi
ILC, Kapitra sempat menyinggung agar Nasdem keluar dari koalisi Jokowi-Maruf lantaran narasi yang dibangun Akbar Faizal terkesan sebagai oposisi.
Namun Nyarwi berpandangan, dinamika politik yang terjadi di internal koalisi tak hanya antara PDIP dan Nasdem, melainkan parpol lain yang tergabung di KIK.
Hal itu terlihat dari dinamika politik sebelumnya, yakni adanya pertemuan Ketua Umum empat parpol di Kantor DPP Partai Nasdem di Gondangdia, Jakarta Pusat.
"Kan kalau kita simak kemarin sebelum pertemuan Mega-Prabowo ada pertemuan di Gondangdia empat partai yang cukup dominan, cukup berkontribusi bagi pemenangan Pak Jokowi dan punya kursi yang lumayan di parlemen setelah PDIP," ujarnya.
Dengan demikian, statemen Kapitra Ampera yang berharap Nasdem menjadi oposisi dimaknainya sebagai ungkapan politik yang sedang terjadi di antara parpol KIK.
"Jadi bisa jadi perdebatan itu (terjadi), posisi PDIP seandainya diwakili oleh argumennya Kapitra misalnya ya," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: