"Yang saya tahu persis, beliau dikenal memiliki pengaruh yang besar, utamanya di bidang politik. Selain ilmu keagamaan yang mumpuni," ungkap La Nyalla, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/8).
Seperti diketahui, Mbah Moen, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, wafat saat tengah menunaikan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/8), pukul 04.17 waktu setempat.
Ditambahkan La Nyalla, selain berpengaruh di dunia politik Indonesia, Mbah Moen juga dikenal menjadi rujukan banyak ulama Indonesia yang ingin mempelajari bidang fikih.
"Beliau ahli ushul fiqh, selain alim dan faqih. InsyaAllah beliau khusnul khotimah," ujar La Nyalla yang dikenal dekat dengan sejumlah kiai tersebut.
Mbah Moen juga dikenal sebagai organisatoris, saat dipercaya menjabat Mustasyar NU. Dalam dunia politik, Mbah Moen memilih bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan. Di saat NU sedang ramai mendirikan PKB pada tahun 1998, Mbah Moen lebih memilih tetap di PPP. Di partai dengan gambar Ka'bah itu, Mbah Moen menduduki posisi sebagai Ketua Mejelis Syariah PPP.
Selain dikenal sebagai ulama dan organisatoris, ulama kharismatik kelahiran 28 Oktober 1928 itu juga dikenal sebagai politisi. Dalam dunia politik, Mbah Moen pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang, Jawa Tengah selama 7 tahun. Selain itu Mbah Moen juga pernah menjadi anggota MPR RI yang mewakili daerah Jateng selama tiga periode.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.