Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Soal Mati Listrik Massal, Fahira: PLN Tak Punya Komunikasi Krisis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 07 Agustus 2019, 16:36 WIB
Soal Mati Listrik Massal, Fahira: PLN Tak Punya Komunikasi Krisis
Anggota DPD RI, Fahira Idris/Net
rmol news logo Tak ada perusahaan yang saat ini paling disorot masyarakat selain PLN. Akibat terjadinya mati listrik massal pada Minggu (4/8), nada miring hingga cibiran seakan menjadi badai yang menghantam salah satu BUMN ini.

Maklum, pemadaman yang terjadi di sebagian Pulau Jawa itu telah melumpuhkan sarana publik dan komunikasi. Termasuk menghambat distribusi air bersih kepada warga.

Menurut Wakil Ketua Komite I DPD RI, Fahira Idris, jika komunikasi krisis PLN baik, tentunya tensi publik terhadap PLN usai blackout bisa turun. Namun, menurut pengamatannya, tensi negatif publik terhadap PLN semakin menjadi saja.

Ini menandakan PLN tidak mempunyai strategi komunikasi yang baik saat terjadi krisis. Padahal, institusi seperti PLN yang core business-nya melayani kebutuhan dasar manusia, komunikasi krisis adalah kunci.

“Cara penyampaian informasi berbeda saat situasi normal dan situasi krisis," ucap Fahira melalui keterangan tertulisnya, Rabu (7/8).

Dia menambahkan,"Pada situasi krisis, semua informasi yang keluar terutama dari pejabat publik yang memiliki otoritas harus memiliki ‘sense of crisis’. Sehingga semua informasi dan kebijakan yang keluar ke publik tidak bias apalagi ditafsirkan berbeda-beda. Ini yang tidak saya lihat dari PLN saat memberi keterangan awal terjadi blackout.”

Menurut Fahira, penyampaian informasi saat kondisi tidak normal seperti mati listrik massal secara tiba-tiba kemarin harus mempunyai strategi dan manajemen atau sering disebut komunikasi krisis.

Ini agar semua informasi, kebijakan, dan tindakan yang dilakukan PLN untuk menangani krisis yang terjadi akibat bencana semuanya terukur dan tepat serta membuat publik terutama mereka yang terdampak tenang dan merasa terlindungi.

Salah satu strategi yang harus ditempuh adalah keseragaman informasi, data, dan menetapkan satu orang juru bicara. Lewat juru bicara inilah semua informasi terkait sebab pemadaman dan penangannya disampaikan ke publik. Jika ada stakeholder terkait lain yang ingin menyampaikan informasi harus berkoordinasi dengan PLN dan disampaikan di forum yang sama.

“Publik dibuat bingung. Terlalu banyak ‘mulut’ baik dari PLN maupun institusi di luar PLN yang bersuara mengenai sebab pemadaman. Ini menjadi persoalan karena informasinya berbeda-beda," imbuh Fahira.

Sampai-sampai ada institusi yang dengan yakin mengatakan mati listrik massal akibat pohon sengon yang tumbang. Tetapi kemudian diragukan dan dibantah oleh institusi lainnya. Belum lagi soal pemadaman lanjutan dan bergilir yang informasi tidak komprehensif dan tidak berasal dari satu sumber.

"Ini semua membuat publik semakin kecewa terhadap kinerja PLN. Saya minta PLN segera perbaiki pola komunikasinya,” pungkas Senator Jakarta ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA