Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dikritik Guru Besar, Menteri Susi "Ngamuk" Di Twitter

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/azairus-adlu-1'>AZAIRUS ADLU</a>
LAPORAN: AZAIRUS ADLU
  • Jumat, 09 Agustus 2019, 20:59 WIB
Dikritik Guru Besar, Menteri Susi "Ngamuk" Di Twitter
Susi Pudjiastuti/Net
rmol news logo Jagat media sosial ramai membahas cuitan akun Twitter Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Dalam cuitannya, Susi terlihat emosional.

"Yang bangkrut dan hancur adalah industri pencurian ikan. Industri pencurian ikan memang saya bangkrutkan. Masa ada industri pencurian ikan kok dibiarkan. BTW Kapal asing dilegalkan jadi berbendera Indonesia tahun 2001,” tulis Susi melalui akun Twitter pribadinya @susipudjiastuti yang dikutip Jumat (9/8).

Emosi Susi diduga berawal dari kritikan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof. Rokhmin Dahuri, saat menjadi narasumber pada acara Seminar Nasional Prospek Poros Maritim Dunia di Periode Kedua Jokowi yang diadakan oleh The Habibie Center, di Hotel Le Meridian, Jakarta Pusat, Selasa (6/8).

Saat menyampaikan paparannya, Rokhmin menyebut saat ini banyak industri perikanan gulung tikar karena kebijakan Menteri Susi yang terus-terusan menerbitkan larangan.

"Masalah utamanya di ekonomi sektoral hancur lebur. Walaupun dari sudut penegakan hukum saya kira sudah cukup membuahkan hasil. Paling tidak, ada efek jera soal illegal fishing, soal konservasi juga,” kata Rokhmin.

Menanggapi hal ini, Koordinator Forum Marikultur Nasional, Muhibbuddin Koto alias Budhy Fantigo membenarkan apa yang disampaikan Rokhmin Dahuri.

Menurutnya, industri perikanan hancur lebur adalah fakta. Hal ini terlihat dari volume ekspor perikanan dalam lima tahun yang menurun. "Bisa cek datanya. 2014 sekitar 1,2 juta ton. Sejak 2015 sampai dengan sekarang dibawah 1 juta ton,” kata Budhy.

Budhy mengungkapkan, saat ini Unit Pengolahan Ikan utilitasnya rata-rata dibawah 40 persen. Padahal sebelumnya di atas 50 persen,. Termasuk produksi pakan ikan nasional juga turun, di bawah 70 persen dari kapasitas, sebelumnya mendekati 90 persen. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA