Direktur keuangan negara dan analisis moneter kementerian PPN Boediastoeti Ontowirjo mengatakan riset yang dilakukan oleh Bappenas menemukan peningkatan belanja kementerian dalam beberapa tahun kebelakang ternyata belum optimal meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Sebelum bicara lebih dalam kita harus sepakati terlebih dahulu apa itu definisi Belanja Negara Berkualitas, " ujar Asti -sapaan akrabnya- di Gedung Bappenas, Senin (12/8).
"Belanja kualitas dapat diartikan memberikan dampak berganda pada pertumbuhan ekonomi dan dapat mengurangi kemiskinan serta ketimpangan," tambahnya.
Arti menjelaskan, secara garis besar belanja pemerintah kita naik namun pertumbuhan ekonomi lambat.
Setiap peningkatan belanja kementerian sebesar 1 persen seharusnya memiliki andil 0,06 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Lalu peningkatan sebesar 11 persen memiliki andil ke pertumbuhan ekonomi sebesar 0,66 persen.
“Fakta dan realisasinya, peningkatan belanja 11 persen hanya memiliki andil 0,24 persen pada pertumbuhan ekonomi,†kata Asti.
"Dalam perencanaan ke depan belanja barang yang produktif dapat menjadi terobosan untuk diterapkan pada banyak kementerian lainya, sehingga belanja kementerian atau lembaga (K/L) menjadi lebih berkualitas.
Menumbuhkan perekonomian dan mengatasi ketimpangan kemiskinan," tegas Asti.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: