Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Airlangga Sukses Me-rebranding Golkar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Rabu, 14 Agustus 2019, 07:55 WIB
Airlangga Sukses Me-rebranding Golkar
Ilustrasi/Net
rmol news logo Partai Golkar dinilai sukses melakukan rebranding dari sebuah partai yang citranya kurang profesional dan penuh ‘masalah’ menjadi partai yang lebih mengedepankan profesionalitas.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Citra sebagai politisi profesional yang ditampilkan ketua umumnya Airlangga Hartarto, dinilai mampu mengembalikan marwah Golkar yang sempat terpuruk akibat kasus korupsi yang menimpa Setya Novanto dan Idrus Marham.

Setidaknya demikian pendapat Thomas Bambang Pamungkas, pengamat komunikasi politik dari Universitas Nasional (UNAS) Jakarta kepada Kantor Berita RMOL, Rabu (14/8).

“Airlangga adalah politisi yang memiliki keahlian mendalam di bidangnya, yaitu bidang industri. Retorika politik yang dia bawakan selama ini, ya retorika seorang profesional.”

Thomas menambahkan, gaya itulah yang membedakan Airlangga dari kebanyakan politisi di tanah air dan ternyata justru menjadi kunci sukses rebranding Golkar

Menurut Thomas, tidak mudah bagi sebuah organisasi untuk bisa keluar dari citra buruk akibat masalah-masalah hukum atau etika yang dialami elitnya. Hanya pemimpin yang dianggap baik dan cakap secara internal maupun eksternal yang mampu memulihkan kembali citra organisasi tersebut.

Airlangga dinilainya sebagai sosok ideal yang telah membuktikan diri mampu membawa Golkar keluar dari himpitan masalah.

“Elektabilitas Golkar jatuh sekali saat Novanto dan Idrus terkena kasus. Untunglah dipimpin Airlangga, perolehan kursi Golkar walau masih lebih rendah dari Pileg 2014, tapi tak menukik terlalu tajam,” lanjutnya.

Publik, kata Thomas, melihat sosok Novanto dan sosok Airlangga sebagai figur yang kontras.

“Dalam aspek komunikasi verbal, Novanto itu kalau bicara mutar-mutar. Airlangga ini clear, jelas, tegas, tapi tone-nya netral, santun. Itu yang disukai publik,” lanjutnya.

Rebranding Golkar sebagai partai profesional, cocok dengan kebutuhan untuk menggaet suara milenial di Pemilu 2024. Thomas melihat, publik milenial ‘kelewat’ kritis terhadap politik. Retorika apapun yang dibawakan politisi, harus bisa disampaikan secara bernas dan mengasyikkan.

Menurut Thomas, di antara nama-nama yang muncul sebagai kandidat Ketum Golkar saat ini, Airlangga yang gaya komunikasinya paling bernas sekaligus asyik. Thomas menduga, gaya komunikasi itu tercipta karena tradisi intelektual yang bagus.

"Ia punya kebiasaan berdiskusi secara rileks sejak menempuh pendidikan di UGM dan Australia,” tandas Thomas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA