Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pabrik Semen Di Bibir Jurang Kebangkrutan, Pemerintah Diminta Lakukan 2 Hal Ini

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 26 Agustus 2019, 16:39 WIB
Pabrik Semen Di Bibir Jurang Kebangkrutan, Pemerintah Diminta Lakukan 2 Hal Ini
Andre Rosiade minta ketegasan pemerintah untuk melindungi perusahaan semen lokal/RMOL
rmol news logo Dibukanya keran impor semen dari Tiongkok merupakan sebuah kesalahan. Karena, pada akhirnya perusahan semen lokal bakal gulung tikar akibat sulit bersaing dengan perusahaan asing yang berani membanting harga.

Anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, hampir seluruh pabrik semen di Indonesia kini berada di bibir jurang kebangkrutan. Mereka tak mampu bersaing dengan perusahaan semen asal Tiongkok, Conch, yang melakukan praktik tidak fair dalam memberikan harga.

Di Indonesia, kata Andre, produksi semen sebenarnya cukup tinggi hingga tak memerlukan impor. Namun, pemerintah lewat Kementerian Perdagangan malah membuka keran impor yang dinilai bisa mematikan produksi semen dalam negeri.

Oleh karenanya, Andre melaporkan dugaan adanya predatory pricing yang dilakukan oleh perusahaan semen Tiongkok kepada KPPU. Andre juga akan melaporkan hal ini kepada Presiden Joko Widodo.

“Nah makanya selain ke KPPU ini kami bersama Serikat Feederasi Pekerja Semen Indonesia juga melaporkan hal ini ke Kepala Staf Kepresidenan Pak Moeldoko. Saya datang ke Istana mengantarkan surat bersama federasi serikat pekerja untuk minta audiensi kepada KSP tujuannya dua hal,” ujar Andre di kantor KPPU, Jalan Haji Juanda, Jakarta Pusat, Senin (26/8).

Andre mendesak Presiden Jokowi mencabut Permendag No.7 tahun 2018 perihal izin impor semen dan klinker. Sebab, ada dugaaan praktik tidak fair yang dilakukan perusahaan semen Tiongkok.

“Pertanyaannya, untuk apa sih impor? Semen dan tinker kita ini surplus, semen 35 juta ton pertahun, untuk apa lagi? Impor ini untuk kepentingan siapa? Untuk kepentingan bangsa Indonesia atau semen Tiongkok?” tegasnya.

Yang kedua, Andre juga mendesak Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk melakukan moratorium pembangunan pabrik semen baru di Indonesia.

“Kita surplus 35 juta ton dengan pertumbuhan konsumsi semen 4 persen per tahun, sampai 2030 kita tak butuh pabrik baru. Kita minta dua hal ini. Mereka ini jual rugi supaya bisa menghancurkan induatri semen dalam negeri,” ujarnya.

Andre berharap bisa melihat kebijakan pemerintah dalam melindungi industri dalam negeri. Jangan sampai industri semen mengalami nasib seperti industri baja.

"Karena industri semen kita efisien, juga siap bersaing. Selain itu industri ini juga teknologinya modern. Industri semen kita tidak kalah dengan yang di luar negeri, jadi tak ada alasan kita kalah kecuali memang ada praktik kecurangan,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA