Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Albert Ali Wanggai Kabiay: Bintang Kejora Bukan Simbol Kultur Papua

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 02 September 2019, 16:38 WIB
Albert Ali Wanggai Kabiay: Bintang Kejora Bukan Simbol Kultur Papua
Albert Ali Wanggai Kabiay/Net
rmol news logo Pengibaran Bendera Bintang Kejora baik di Papua maupun di depan Istana dianggap telah merendahkan kultur Papua. Bendera ini digunakan untuk wilayah Nugini Belanda dari 1 Desember 1961 hingga 1 Oktober 1962 ketika wilayah ini berada di bawah pemerintahan Otoritas Eksekutif Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNTEA).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Demikian disampaikan Ketua DPD Papua Gerakan Cinta (Gercin) NKRI Albert Ali Wanggai Kabiay lewat keterangan kepada wartawan, Senin (2/9).

Bendera Nugini Belanda adalah kombinasi warna Merah Putih Biru ditambah Bintang menyadur dari Warna Bendera Kerajaan Belanda. Kini, bendera ini biasanya digunakan oleh pendukung Organisasi Papua Merdeka. (OPM)

Bendera ini terdiri dari sebuah pita vertikal merah di sepanjang sisi tiang, dengan bintang putih berujung lima di tengahnya. Masa pendudukan Belanda, ini adalah Bendera Club Sepak Bola Belanda di Port Numbay sekarang Jayapura.

Albert mengatakan, OPM selalu mengklaim bahwa Bendera Bintang Kejora adalah simbol kultur orang Papua, tentunya ini adalah pendapat yang sangat keliru.

"Bila disebut sebagai simbol kultural Papua berati budaya Papua baru di mulai tahun 1961, ini sangat mengecilkan arti budaya Papua dan pelecehan terhadap budaya Papua itu sendiri," ungkap Albert.

Menurutnya, seni dan budaya Papua yang diekspresikan dalam seni lukis dan seni ukir dalam literatur Papua bagi semua suku di seluruh pulau Papua tidak mengenal warna merah dan biru.

"Masyarakat budaya Papua hanya mengenal warna putih, hitam dan coklat. Baik dalam ornamen ukiran dan patung, lukisan di atas kanvas kulit kayu maupun coret-coretan di tubuh saat tradisi, upacara maupun saat perang," paparnya.

Simbol religius Papua bagi seluruh suku Papua tidak mengenal lambang bintang sebagai simbol ketuhanan. Dan simbol bintang tidak pernah digunakan dalam literatur Papua di media apapun, baik ukiran, lukisan maupun coretan tubuh.

"Tapi simbol religius papua banyak menggunakan pohon, binatang dan manusia itu sendiri," ucapnya.

Dia menambahkan kultur Papua baik dalam upacara adat, keagamaan maupun peperangan tidak mengenal adanya bendera, umbul-umbul dan sejenisnya.

"Bahkan sebelum tahun 1961 sedikit sekali orang Papua mengenal kain apalagi mengenal bendera. Bahkan hingga sekarang masyarakat Papua belum bisa menenun atau membuat selembar kain pun," kata Albert.

"Faktanya bahwa Bendera Bintang Kejora dirancang mengikuti kultur penjajah Belanda, sama sekali tidak mewakili kultur Papua," tambahnya.

Sedangkan merah putih, lanjut Albert, mewakili karakter seluruh bangsa Indonesia apapun suku, agama, ras dan kelompoknya. Merah putih adalah simbol karakter Bangsa Indonesia yang pemberani namun jiwanya suci.

"Dalam kodrat manusia, darah yang berwarna merah membungkus tulang yang putih, sedangkan dalam tinjauan alam dan religius, merah melambangkan matahari sebagai sumber energi, sedangkan putih melambangkan bulan yang membawa damai dan keteduhan," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA