Begitu kata tokoh nasional DR Rizal Ramli saat berbicara dalam acara Indonesia Lawyers Club yang disiarkan
TV One, selasa (3/9) malam.
“Kita harus anggap semua ini saudara, jadi pendekatannya jangan main gebuk,†tegas Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.
Menurutnya, pendekatan kekerasan justru akan membuat kerusuhan yang terjadi semakin menjadi-jadi.
Dia kemudian mencontohkan perjuangan Presiden Timor Leste pertama Xanana Gusmao, yang juga mantan gerilyawan.
Awalnya, Xanana hanya membentuk sayap militer dari organisasi politik yang dipimpin. Sayap militer ini hanya memiliki kader awal sebanyak seratus orang.
“Tapi karena, mohon maaf, aparat banyak main kasar pada sipil yang tidak bersenjata, akhirnya rakyat Timor Leste ikut gerakan militer ini,†urainya.
Demikian juga dengan GAM di Aceh, yang awalnya hanya bermodal 60 orang yang dididik di Libya. Tindakan keras aparat pada sipil tidak bersenjata justru membuat GAM semakin berkuasa kala itu.
RR, sapaan akrabnya, ingin mengatakan bahwa gerakan senjata harus dihadapi dengan kadar yang sepatutnya. Mantan Menko Kemaritiman itu tidak ingin gerakan represif atau kekerasan turut digunakan terhadap penduduk sipil di wilayah Indonesia, termasuk Papua.
“Karena kalau itu terjadi, maka sama saja kita membantu kampanye gerakan bersenjata,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: